Nicholas memandangnya kebingungan. "Apa kau tadi keluar untuk membeli gaun itu? Tunggu, kau bahkan tidak mempunyai uang." Ia menggaruk lehernya. Ia lantas menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang berada di ruang tamu.
Arabelle tertawa renyah. "Aku pasti belum memberitahukannya kepadamu." Ia lantas duduk di sebelah Nicholas.
"Tentang apa?" Dahi lelaki itu mengernyit heran.
"Selain telekinesis dan telepati, aku juga bisa melakukan ini." Ia membuka majalah yang sedari tadi dipegangnya, meletakkan ujung telunjuknya di atas gambar seorang model yang mengenakan tube dress hitam dan memejamkan matanya.
Nicholas membelalakkan matanya begitu gaun peach yang dipakai Arabelle berubah warna menjadi hitam dan bentuknya menjadi sama persis dengan gaun yang sedang ditunjuk Arabelle.
"B-bagaimana bisa?" Nicholas tergagap.
Arabelle sudah tersenyum bangga. Kepalanya sedikit terangkat. "Aku bisa mengcopy baju-baju yang dipakai orang lain, bahkan walau hanya dalam gambar."
Nicholas memandangnya kagum begitu keterkejutannya menghilang. "Keren sekali! Kau bisa berganti baju sesukamu tanpa perlu membelinya." Ia sudah tersenyum, menampilkan lekukan di pipi kirinya. "Apa kau sudah makan malam?"
Arabelle menggeleng. "Makanan yang kau sediakan untukku sudah habis semua." Ia mengerucutkan bibirnya.
"Apa kau tak bisa mengcopy makanan dari dalam gambar?" Ia sudah menggoda Arabelle.
Gadis itu menggeleng. "Aku hanya bisa mengcopy pakaian saja." Ia melihat ke arah bungkusan yang dibawa Nicholas. "Apa itu makanan untukku?" Ia bertanya dengan sumringah.
"Makanlah. Aku tahu kau lapar." Nicholas membuka bungkusan tersebut. Nampak beberapa jenis makanan khas krassivy yang membuat Arabelle mengecap bibirnya.
"Selamat makan," ucapnya ketika Nicholas memberikannya sumpit. Ia menyuap dengan lahap. "Apa kau tidak makan?" tanyanya dengan mulut yang penuh.
Nicholas tersenyum melihat wajah Arabelle. "Aku sudah makan bersama kawanku tadi. Habiskan makananmu dan makan dengan tenang, jangan sambil bergoyang-goyang begitu. Aku mau mandi dulu." Setelah berkata begitu, Nicholas bangkit dan melangkah ke kamarnya.
***
Setelah melakukan perjalanan yang amat sangat jauh dan melelahkan, akhirnya Phillip dan Giorgio telah sampai ke bumi. Mereka keluar dari dalam pohon beringin di sebuah taman bunga yang jauh dari keramaian. Phillip yang merasa mual karena perjalanan mereka, hanya bisa terduduk dengan lemah di sisi pohon sementara Giorgio memandang takjub pemandangan yang terhampar di hadapannya.