"Kau tahu, Ad. Nick sepertinya punya seseorang yang dia sukai," ujar James kepada Adrian. Mereka kini sedang makan siang di sebuah restoran di Zheltian, restoran paling terkenal yang ada di kota Krassivy. Berjarak delapan kilometer dari Rozovian, tempat tinggal Nicholas.
Adrian mengernyitkan dahinya. "Benarkah? Apa mungkin ia jatuh hati kepada gadis itu?" Ia bertanya, lebih kepada dirinya sendiri karena suaranya terdengar seperti sebuah gumaman.
"Siapa? Siapa gadis yang kau maksud?" James sudah membulatkan matanya. Ia sangat penasaran dengan sosok yang mampu menaklukkan hati Nicholas.
"Dua minggu yang lalu, ia menyuruhku memeriksa keadaan seorang gadis yang tak sengaja ia temukan. Gadis itu sangat cantik. Dengan kulit putih bak porselen dan rambut merah menyala."
"Apakah dia tidak ingin mengenalkan gadis itu kepada kita? Ah, aku sangat penasaran!" James berkata seraya menyedot minumannya.
"Apa yang membuatmu penasaran?" Suara Nicholas tiba-tiba terdengar, membuat James terbatuk karena terkejut.
Ia memandang Nicholas yang mengenakan turtle neck berwarna coklat muda berdiri di hadapan mereka. Di belakangnya, seorang gadis berambut merah menyala tersenyum memandang James yang hidungnya sudah berair karena terus terbatuk. Ia nampak cantik dengan A line dress lengan pendek berwarna biru muda.
"Ah, kau mengagetkan kami saja. Apa sekarang kau bisa berteleportasi? Bagaimana kami bisa tak menyadari kedatanganmu?"
Nicholas tersenyum tipis. "Bagaimana kalian bisa sadar, dari tadi kalian sibuk bergosip tentang aku." Ia lantas menarik tangan Arabelle hingga gadis itu berdiri di sebelahnya. "Ini Arabelle."
Arabelle menyunggingkan senyumannya kepada James dan Adrian kemudian menganggukkan kepalanya. James memandang Arabelle tak berkedip, seolah tersihir dengan mata birunya yang cantik. Tiba-tiba saja James mengulurkan tangannya kepada Arabelle, namun uluran tangan itu disambut oleh Nicholas.
"Jangan genit." Matanya sudah mengintimidasi James, membuat Adrian terkekeh. "Kau pindah ke sebelah Adrian sana."
James memonyongkan mulutnya. "Iya, Bos!" Meski agak enggan, ia mengikuti arahan Nicholas untuk duduk di sebelah Adrian.
Pelayan lalu menghampiri mereka dan memberikan menu. Arabelle sibuk melihat-lihat menu dari halaman depan sampai halaman terakhir dengan seksama.
"Apa yang ingin kau makan sampai melihat menu seperti itu?" Nicholas menatapnya heran.
Arabelle masih sibuk meneliti menu. "Aku ingin memakan sesuatu yang belum kumakan sebelumnya, namun ternyata ada banyak yang belum kumakan," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari menu.
Nicholas menggeleng seraya tersenyum kecil. Membuat kedua sahabatnya saling berpandangan satu sama lain. "Berikan kami dua sirloin steak." Ia mengambil menu yang masih dilihat oleh Arabelle dan mengembalikannya kepada sang pelayan. Adrian dan James juga turut memesan makanan mereka dan sang pelayan berlalu setelah mencatat semua pesanan.