"Kakak sungguh tidak ingin memakan ini?" Giorgio bertanya sembari melahap burger dengan bersemangat.
Phillip menggeleng. "Perutku sakit karena makanan-makanan makhluk bumi. Aaahh, aku harap kita bisa cepat menemukan Belle. Aku risih dengan tatapan orang-orang ketika mendapatiku sedang mengunyah bunga. Juga pikiran-pikiran mereka. Mengerikan."
"Mereka pikir Kakak gila, tentu saja. Karena bagi mereka aneh melihat pemandangan seperti itu. Ayolah, coba ini. Makanan ini tidak terlalu buruk." Ia menyodorkan sebungkus cheese burger kepada Phillip. Namun lelaki itu masih menggeleng.
"Tidak, aku akan makan dengan sembunyi-sembunyi saja. Aku tidak mau menyakiti perutku lagi. Cepat habiskan makananmu, kita cari tempat yang tidak banyak orang." Phillip sudah berdiri dari kursi panjang itu. Tangannya masih setia memegang sebuket lili ungu yang telah hilang beberapa kuntum. Selamat masuk ke dalam perutnya.
Ia berjalan cepat, meninggalkan Giorgio yang berjalan di belakangnya dengan mulut yang tak henti mengunyah serta tangan yang penuh dengan plastik berisikan makanan cepat saji.
***
Saat ini Nicholas sedang mengajak Arabelle jalan-jalan di salah satu theme park terbesar di Crystalin. Mata Arabelle tak henti-henti menatap penuh kagum dengan pemandangan yang terhampar di hadapannya itu.
Ia sibuk berlarian kesana dan kemari bak anak-anak. Nicholas menatapnya sambil terkekeh geli. Ia lantas berjalan cepat guna menahan Arabelle agar berhenti berlari. Ia berdiri di hadapan Arabelle dan mengulurkan tangannya.
"Sini," ujarnya menunjuk tangan Arabelle dengan pandangannya.
Arabelle memandangnya heran. Ia membolak-balikkan telapak tangannya. "Ada apa dengan tanganku?" tanyanya polos.
Nicholas berdeham kecil, mencoba menyembunyikan debaran hatinya. Secepat kilat ia menggenggam tangan gadis yang masih kebingungan itu.
"Biar kau tak hilang lagi." Singkat saja jawabannya. Selepas itu ia lantas melangkah seraya memasukkan genggaman itu dalam saku mantelnya.
Arabelle hanya mengikutinya dengan riang. Tanpa bertanya kenapa wajah Nicholas mendadak bersemu merah. Dan lelaki itu berusaha sebisanya agar tidak mengatakan apapun dalam pikirannya, tentu saja karena ia takut Arabelle akan membacanya.
Mereka mencoba satu wahana ke wahana lainnya. Dari Carousel hingga roller coaster. Semuanya membuat Arabelle tertawa bahagia, karena ini adalah pertama kalinya ia menaiki semua permainan itu.