"Bagaimana keadaan Kak Nicholas, Kak?" Dyrania bertanya pada Adrian. Saat ini mereka berada di kamar Nicholas yang masih terbaring dan memejamkan matanya. Hampir gugur jantungnya saat ada seseorang yang mengatakan bahwa kakak satu-satunya itu hampir mati. Dengan cepat ia juga menelepon Adrian dan James.
"Tidak ada luka yang serius. Hanya saja aku bingung dengan bekas telapak tangan yang menghitam di lehernya. Siapa yang melakukannya hingga bisa membuat bekas seperti itu?"
"Apakah ia dicekik oleh hantu? Karena tangan manusia tidak mungkin membuat bekas." James menimpali.
Adrian menggeleng kuat. "Tidak mungkin. Pasti ada penjelasan ilmiah tentang hal ini." Sebagai dokter, ia menolak untuk mempercayai hal-hal mistis seperti yang dikatakan James.
Dyrania mengembuskan napas berat. Ia mengusap rambut kakaknya yang terlihat pucat itu. Sudah tiga hari ini Nicholas tak sadarkan diri.
"Lalu, apa kau sudah mencari tahu keberadaan Arabelle?" Adrian bertanya kepada James yang sibuk memainkan ponselnya.
James menganggukkan kepalanya. "Sudah. Tapi gadis itu bagai hilang ditelan bumi. Sulit untuk mencarinya, terlebih lagi cctv di pintu depan dan halaman belakang ini tidak menampilkan hal-hal yang aneh."
Memang, sebelum meninggalkan rumah Nicholas tempoh hari Giorgio telah memanipulasi cctv rumah itu dan juga memperbaiki pintu yang telah dirusak Phillip.
"Dyra, apa kau mengenali suara orang yang meneleponmu itu?" James menolehkan kepalanya kepada Dyrania yang duduk di sebelahnya.
"Entahlah. Aku seperti mengenali suara itu, namun aku sendiri juga tidak yakin." Dyrania terlihat bingung. Ia merasa bahwa suara yang didengarnya di telepon adalah suara Giorgio. Namun apa alasan lelaki itu sampai harus datang ke rumah kakaknya dan apa keterlibatannya dengan kejadian yang menimpa Nicholas?
"Aaahh, ini membuatku frustasi!" James mengacak rambutnya.
Jika bukan perbuatan hantu, lalu apa? Hal yang terjadi pada Nicholas pastinya bukan hal yang wajar. Bekas telapak tangan yang nampak hitam di leher pria itu, gadis yang menumpang di rumahnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak, dan cctv yang ada di rumahnya tidak menunjukkan sebarang keanehan.
Apa gadis itu hantu? batin James lalu bergidik ngeri.
Tiba-tiba terdengar Nicholas mengerang pelan. Dyrania, Adrian, dan juga James lantas menumpukan perhatian mereka ke arah Nicholas yang membuka matanya perlahan. Pria itu memandang ketiga orang yang berada di dalam kamarnya dengan pandangan sayu.
"Sudah berapa hari aku terbaring di sini?"
"Tiga hari, Kak. Apa Kakak diserang sesuatu, maksudku seseorang?" Bagaimanapun, banyak pertanyaan yang kini bersarang di benak Dyrania. Namun gadis itu tidak menyuarakan pertanyaannya, mengingat bahwa kakaknya baru saja sadar.
Nicholas hanya menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja. Kalian keluarlah, aku ingin istirahat."
Setelah mendengar perkataan Nicholas, mereka bertiga akur dan meninggalkan lelaki yang kini menatap kosong langit-langit kamarnya.
Kedua lelaki bersayap itu pasti kakak-kakak Arabelle ... mereka pasti membenciku karena mencelakai adik kesayangan mereka ...