Gemercik arus sungai.
Taja dan Raojhin menelusuri kedalaman gua, menjauh dari mulut gua tertutup permukaan sungai. Ternyata rongga kedalaman gua, semakin ke dalam semakin luas. Banyak bebatuan tergenang air yang tenang. Suasana sangat hening. Banyak lorong rongga membentuk labirin menembus rongga lainnya dan berakhir ke perut gua.
"Hup!"
Raojhin melompati bebatuan licin terendam air. Diikuti Taja dengan gesit melompati bebatuan.
Tanpa aba-aba, mereka seolah bersaing melompati bebatuan.
Raojhin terhenti di sebuah batu besar, lalu memasang kuda-kuda agar berdiri seimbang. Taja melihat gelagat Raojhin bersiap-siap menyerang.
"Terima ini! Hup!" tiba-tiba Raojhin melemparkan pukulan ringan ke arah Taja, namun segera ditangkis, sekaligus melompat mundur ke batu besar di belakangnya.
"Eh! Ingin bertarung?!" Taja serius menanggapinya.
"Tempat ini sempurna untuk berlatih!" sambut Raojhin tampak haus akan pertandingan.
"Sering-sering kita ke sini!" seru Raojhin, sekali melompat lebar ke satu batu yang berhimpitan dengan posisi Taja berada berpijak. Bertumpu di batu tersebut, Raojhin menyerang dengan pukulan beruntun. Satu dua tiga jurus pukulan bertubi-tubi. Namun Taja mengelak ke samping kanan dan kiri, juga berkali-kali menangkisnya.
Terakhir, kedua tangan Taja menangkap jurus tapak dari serangan Raojhin. Dengan kekuatan penuh, Raojhin mendorong kedua tapaknya sehingga Taja terhentak semakin mundur di antara bebatuan di belakangnya.
"Sepertinya ... sudah lama kamu tidak punya lawan latih tanding yang seimbang?" Taja melempar senyum nakal, "Kasihan murid praja Tanapura jadi bulan-bulanan olehmu!"
Taja menyeringai. Berhenti mendadak dan berhasil lepas dari serangan tapak lawan. Kedua kakinya berpijak di antara dua batu.
Raojhin balas menantang, "Cuih! Aku ingin tahu, apa anak hutan memiliki beladiri yang baik?!" Emosinya tak tertahankan lagi. Awalnya, ia hanya ingin sebatas latih tanding. Tetapi melihat Taja malah meledek, Raojhin berapi-api.
"Jangan gunakan kultivasi atau sihir apapun! Heaaa ...!" teriak Raojhin memecah keheningan gua. Sekejap saja, tubuhnya melompat tinggi ke posisi Taja, menyerang dengan jurus tapak lebih kuat.
"Jangan emosi!" Taja lebih gesit menghindar ketika Raojhin mendarat di posisi bebatuan yang sama.
"Kenapa kamu membenciku?!" Taja lumayan kelabakan menghadapi serangan Raojhin bertubi-tubi. Sebenarnya Taja tidak ingin meladeni. Tapi Raojhin tak henti-henti melancarkan jurus pukulannya. Taja kurang siap menghadapi amukan jurus tapak milik Raojhin.
"Aku tidak benci, tapi aku hanya tidak suka karena sikapmu tidak sopan!" Raojhin berhenti sebentar dan berancang-ancang kembali. Tampaknya dia sangat senang melihat Taja tersudut.
"Tunggu dulu! Apa maksudmu?" Taja memasang telapak ke depan pertanda supaya Raojhin menahan serangan.
"Mari kita selesaikan masalah di antara kita! Tapi katakan alasannya kenapa kamu sangat membenciku?!" tanya Taja di sela-sela mengatur nafas. Tingkah Raojhin susah ditebak, kadang dingin, kadang menyerang tiba-tiba, membuat Taja harus ekstra waspada setiap saat bersamanya.
"Setiap praja baru, seharusnya memberi salam hormat kepada semua praja terdahulu!" jawab Raojhin mengingatkan Taja.
"Kamu tidak pernah melakukan itu sebelumnya! Semua murid praja tidak menyukaimu! Tapi kamu tidak mau tahu itu!" lanjut Raojhin sangat lantang, memecah keheningan gua.
"Hei, jangan salah sangka! Aku praja baru di Tanapura. Sama sekali tidak mengerti aturan di sini!" balas Taja mencoba untuk menjelaskan, "Pada awalnya, aku belum paham bahasa kalian. Bagaimana aku bisa mengucap salam hormat?"
"Kamu juga ... melangkahi senior untuk mengikuti sayembara Menangkap Bunga Ajaib," kata Raojhin mengingatkan hal lain yang telah dilakukan Taja.
"Oh, jadi itu yang membuat banyak orang sakit hati? Termasuk kamu?!" Taja menyeringai. Merasa hal itu konyol dan kekanak-kanakan, "Sayembara menangkap bunga ajaib, apakah harus mendapat ijin kalian?!" Kali ini Taja tersulut emosi.
"Itu hanya kebetulan dan tidak ada niatan aku mengikuti sayembara! Semua terjadi tanpa sengaja!" kata Taja lantang, menjelaskan banyak hal yang dianggap Raojhin sesuatu yang tidak sopan. Karena itu membuat Raojhin menahan kesal sangat besar pada Taja.