Terkesiap. Awasan Taja menangkap sekilas makhluk berkelebat di depan mata. Di antara kegelapan menyelimuti lorong goa, makhluk melata besar itu mengejar jejak Raojhin kabur terlebih dahulu, meninggalkan Taja bersembunyi di celah-celah sempit rongga.
Sampai situasi terlihat aman, Taja bergerak perlahan dengan hati-hati. Langkah kaki mengikuti pergerakan serangga beterbangan sepanjang lorong rongga menuju satu arah.
'Kemana Raojhin berlari?'
Pikir Taja. Belum sempat memikirkan nasib Raojhin, tiba-tiba angin berhembus dari arah kegelapan di belakang Taja dan mengalihkan perhatiannya.
Taja ...!
Seketika waktu dan ruang dalam kilas balik sejenak. Nafas Taja tertahan. Ingatannya kembali pada mimpi yang selama ini sering menghantuinya. Mimpi sesosok bayangan gelap itu, terdengar bisikan memanggil namanya. Tetapi kali ini terasa lebih nyata.
Taja ...!
Suara berbisik seiring udara hangat merasuk lorong goa. Taja merasa diikuti sesuatu lebih nyata dari mimpi.
Taja ...!
Bisikan lembut semakin tajam, terdengar lagi. Mengalir bersama angin lirih menyingkap rambutnya.
Sigap Taja mengambil langkah, setengah berlari dalam kegelapan, berusaha untuk menjauhi suara itu. Sesekali ia meraba-raba dinding lorong rongga makin gelap.
'Apa aku tersesat?'
'Ini lorong yang salah?'
'Kenapa sangat gelap di sini?'
Pikir Taja dalam kebingungan. Sunyi mencekam sebagai jawaban. Sementara langkahnya terasa makin berat. Lagi-lagi terdengar bisikan mendesis semakin kuat memanggil namanya berkali-kali. Taja terasa terhipnotis.
'Shaa-zaaakh ... Shaa-khaaa ...!'
Tiba-tiba Taja merasakan tubuhnya tersedot kegelapan di belakangnya.
"Siapa itu ...?!" Taja mendengar sangat jelas. Seperti pernah mengenal bisikan itu sebelumnya.
'Shaa-zaaakh ... Shaa-khaaa ...!'
Bisikan itu yang selalu muncul dalam mimpi.
Sekuat tenaga, Taja memalingkan diri untuk beranjak dari tempatnya. Tetapi suara-suara bisikan itu semakin merasuki seluruh lorong-lorong goa dari segala arah.
Nafas Taja tersengal-sengal.
"Taja!" sebuah suara samar-samar makin jelas memanggil nama Taja.
"Taja!" sekali lagi terdengar lebih jelas, suara itu muncul dari langit-langit goa.
Taja mencari-cari asal suara itu, tampak sosok Raojhin tengah merayap di bebatuan langit-langit lorong goa. Ternyata suara yang memanggilnya barusan, berasal dari Raojhin. Taja tersadar. Suara Raojhin memanggil, membuyarkan pikiran Taja dalam pengaruh bisikan gaib.
Keahlian yang aneh. Kedua tangan Raojhin mencengkeram kuat-kuat bebatuan di atap lorong goa, menahan bobot tubuhnya sendiri. Entah berapa lama ia bertahan dalam posisi seperti itu.