Jawata Kingdom Vol. 03

JWT Kingdom
Chapter #1

101. Langkah Tanpa Jejak

Ini bukan latih tanding. Suara-suara tertelan hening. Sekawanan tikus terusik pertarungan dua orang di tengah taman istana yang sunyi senyap berselimut udara semakin kencang berhembus. Energi keduanya menghisap angin dari berbagai arah, tertuju ke tempat itu.

Ciit ... ciit ...!

Riuh tikus di keheningan suasana taman di bawah purnama malam itu. Makhluk-makhluk mungil penghuni taman, berlarian di antara tetumbuhan dan cepat-cepat menyusup ke akar-akar pohon. Mengaburkan pusat pendengaran Taja. Saat itu pula, Shiji Wungsu muncul dengan serangan beruntun.

Sebuah derap langkah disertai kemunculan tak terduga, sekelebat gerak Shiji Wungsu menghantamkan tinju dengan sekuat tenaga. Suara pukulan terhadap tubuh manusia hingga terjatuh keras ke tanah.

"Aagh ...!"

Taja terjerembab di perbatasan antara rerumputan taman dan akar-akar pepohonan rimbun di sana.

"Dia bisa menangkap gerakanku," pikir Taja. Tak disangka, walaupun berwujud kamuflase udara malam, Shiji Wungsu dapat menangkap wujud Taja. Kemampuan luar biasa yang dimiliki Lelaki Mayapadhi, ternyata bukan sembarangan.

"Aku menangkapmu, Taja! Rasakan ini. Aku tak akan segan. Heaaah!" bertubi-tubi pukulan tinju dari Shiji Wungsu mengena tepat di ulu hati. Darah mengalir keluar dari hidung dan bibir Taja, tubuhnya terhempas di rerumputan. Pandangan Taja mendadak kabur.

"Errr ...," Taja mengerang. Wujud tak terdeteksi, sosok Shiji Wungsu hanya menyisakan suara langkah kaki menginjak rumput-rumput bisu.

'Langkah Tanpa Jejak.'

Lagi dan lagi. Hawa berbisik, menandakan keberadaan Shiji Wungsu bersembunyi di balik udara malam. Kalimat aji-aji itu membaur di udara, membungkus wujud lelaki itu.

'Langkah Tanpa Jejak.'

Tertangkap pendengaran Taja. Berbaur dengan suara-suara tikus mencicit ketakutan, berlarian dan menjauh dari taman sekitar. Sekejap tempat itu telah berubah menjadi arena pertarungan. Tikus-tikus itu menyingkir akibat energi dua orang yang sedang bertarung.

'Langkah Tanpa Jejak.'

Taja sempat memikirkan itu. Hanya rerumputan satu-satunya jejak dari gerakan Lelaki Mayapadhi. Akan berbeda jika jurus itu dilakukan di atas tanah.

Langkah-langkah Shiji Wungsu melayang tanpa menginjak tanah. Tetapi angin menyeruak rerumputan akibat beban langkah kakinya tak dapat disembunyikan.

'Rerumputan. Itu kuncinya!' pekik Taja tersadar.

"Jurusmu memiliki kelemahan, Tuan Shiji!" ujar Taja, berbicara dalam pekatnya malam dan kesunyian taman. Kiranya ada orang yang sedang melihatnya, mungkin dikira Taja sedang gila karena bicara sendirian. Tidak ada yang tahu jika ada seseorang lain yang sedang diajaknya berbicara. Terhadap Shiji Wungsu yang sedang mengerahkan kesaktiannya sehingga tak terlihat.

'Rumput-rumput juga bisa berbicara. Mereka rakyatku!'

'Berteriaklah kalian jika sedang diinjak. Agar aku bisa mendengar langkah laki-laki itu,' pekik Taja dalam hati. Segenap inti batin, ia memerintahkan pancaran energi kepada semua makhluk rumput, daun, bunga, bahkan akar.

Lihat selengkapnya