Jawata Kingdom Vol. 03

JWT Kingdom
Chapter #3

103. Cinta Pertama Nestapa

"Aku belajar darimu, Tuan Shiji! Belajar lebih jujur," ujar Taja, melihat kelebihan sifat dari Shiji Wungsu justru ketika dia mabuk.

"Sisi buruk dirimu, berterus terang dan terbuka," lanjut Taja, tersenyum ringan. Tak membekas rasa sakit di tubuhnya akibat pertarungan dengan Shiji Wungsu. Padahal sampai berdarah-darah.

"Ah, Taja ...," Shiji Wungsu menepis anggapan jujur menurut Taja. Shiji Wungsu lebih tertarik membicarakan topik lain.

"Kekuatan apa dalam dirimu, aku juga ingin memilikinya ...," kata Shiji Wungsu takjub akan kemampuan yang dimiliki Taja.

"Kultivasi atau ilmu apa itu?" tanya Shiji Wungsu sedikit penasaran.

"Aku harus bagaimana untuk mempelajari ilmu itu?" tanya Shiji Wungsu beruntun, tampaknya sangat tertarik. Sekian banyak ilmu pedang, beladiri, kultivasi dan berbagai kesaktian yang pernah dipelajari Shiji Wungsu, belum seharga nilainya dengan kultivasi yang dimiliki Taja. Unik. Aneh. Mungkin satu-satunya yang pernah ditemui.

"Harus sejak bayi, untuk memiliki kultivasi peri hutan," kata Taja.

"Tuan Shiji," Taja memanggil nama Shiji Wungsu dengan rasa menghargai.

"Sejak tadi aku tak membalas seranganmu, walaupun kamu memukulku bertubi-tubi," ujar Taja, membuat Shiji Wungsu tak enak hati.

"Apa jadinya seandainya kamu membalas seranganku?" pikir Shiji Wungsu.

"Aku tidak ingin menyakitimu. Tuan sudah cukup terluka," kata Taja.

"Kenapa tidak menghunus pedangmu?" tanya Taja, teringat sebuah senjata andalan Mayapadhi. Sekarang, ia tidak terlalu takut pada pedang itu.

"Bukankah Pedang Jantung Hati selalu bersamamu," kata Taja. Malah Shiji Wungsu terdiam sebentar. Sebenarnya enggan menjawab lantaran malu.

"Pedang Jantung Hati tidak mau bersama orang yang sedang hilang akal karena mabuk," jawab Shiji Wungsu.

"Rupanya itu pantanganmu?" heran Taja dan dibalas anggukan Shiji Wungsu.

"Tidak boleh mabuk," kata Taja, akhirnya paham, diam-diam Shiji Wungsu melanggar aturan sekte sendiri.

"Sekarang Tuan melanggarnya," kata Taja. Sekelas Shiji Wungsu dibuat kelimpungan hanya karena gadis misterius tak beretika.

"Gara-gara seorang Wening, aku melanggar peraturan ketat di dalam Sekte Mayapadhi," ujar Shiji Wungsu teringat Gadis Kakilangit itu. Menyesal karena ceroboh. Tanpa perhitungan lagi, satu pantangan dijaga seumur hidup, akhirnya runtuh juga keyakinannya akan ajaran leluhur Sekte Mayapadhi.

"Jika ayahku masih hidup, aku pasti dihukum cambuk karena minum arak dengan sengaja," kata Shiji Wungsu. Mata sayu penuh penyesalan. Arak Seroja terlanjur masuk ke perutnya.

"Seberapapun dia sayang padaku. Hukuman tetap terlaksana," tambah Shiji Wungsu tertunduk malu. Merasa banyak sekali dosa yang telah dilakukan.

Lihat selengkapnya