Mengunduh senyum. Cinta penuh sukacita, tumpah ruah dalam jiwa menggebu-gebu antara dua insan diselimuti asmara.
Sekar Wening tak henti-henti senyumnya merona semu kemerahan sama seperti pipinya. Nampak tersipu, bahagia juga malu-malu.
Sementara Lorr En, pemuda di dekatnya itu, juga sedang merasa bermanja ria di awan-awan. Apa yang sedang terjadi malam itu, tanpa memikirkan apakah saat itu malam atau siang. Waktu terasa berjalan lambat, atau bahkan berhenti sama sekali.
"Kakanda Lorr."
Sekar Wening memanggil pemuda kesayangannya dengan manja. Kedua tangannya menggenggam erat sepasang tangan Lorr En pun membalasnya. Mereka dalam pelukan pengaruh Pemikat Jiwa yang sedang memuncak.
"Apa yang telah kau lakukan terhadapkuz Kanda Lorr?" tanya Sekar Wening diiringi senyum terus-menerus.
"Apakah aku sedang terkena sejenis mantera pelet darimu, Kanda Lorr?" tanya lagi, Sekar Wening dibalas senyum simpul Lorr En.
Lorr En memandang wajah Sekar Wening di depannya. Tak peduli siapa gadis itu, Kakilangit atau bukan. Tak peduli apa latar belakangnya. Sebaik atau sejahat apa. Hanya satu yang dirasakan Lorr En saat itu, bahwa sebuah panah besar sedang tertancap erat dan sangat kuat. Tak sanggup ia menarik lepas panah yang sedang bersarang di dadanya, atau dadanya akan luluh lantak jika ditarik paksa.
"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang telah kau lakukan padaku, Wening?" malah Lorr En bertanya balik, menjawab penuh raut manja, pertanyaan Sekar Wening sedang di puncak cinta.
"Aku terkena pelet apa darimu?" canda Lorr En. Sekar Wening hanya bersandar perlahan di bahunya, sambil tersenyum dan memeluk sebelah lengan Lorr En.
"Dunia Bening," jawab Sekar Wening, "Itu bukan pelet, Kakanda. Itu keajaiban," tutur lembut Sekar Wening di telinga Lorr En.
"Keajaiban? Aku kira itu senjata mematikan," Lorr En sedikit heran. Menyinggung tentang Dunia Bening yang sempat memerangkap dirinya sehingga terpikat hati seperti sekarang ini.
Sekar Wening tertawa ringan, "Dunia Bening, sudah aku miliki sejak lahir," jawab Sekar Wening di sela-sela tawa renyah.
"Apa makna penglihatanku dari Dunia Bening?" Lorr En tak segan menanyakan hal itu pada Sekar Wening.
"Aku melihat ... Pernikahan Merah Emas," kata Lorr En, sesuatu tampak olehnya dari Dunia Bening.
"Kamu dan aku. Apakah itu pernikahan kita di masa depan?" pikir Lorr En. Tak yakin jika itu hanya khayalan, halusinasi atau petunjuk.
Sekar Wening tak pernah menceritakan dengan jujur tentang Dunia Bening sesungguhnya. Selama ini, ia hanya menggunakan keajaiban Dunia Bening dari matanya itu sebagai senjata untuk mengelabui lawan dari jarak dekat.
"Dunia Bening, kedalaman masa lalu dan masa depan. Membuka jalur takdir," jawab Sekar Wening. Hanya kepada Lorr En, ia mengatakan dengan kebenaran tentang sejatinya Dunia Bening.