Jebakan Cinta Sang Pewaris

Sekar Kinanthi
Chapter #1

Cahaya Sebelum Gelap

Cahaya pagi yang tipis menyengat mata Maya, menembus celah gorden kumal di apartemen sederhana mereka. Pukul 06.45. Ia mengerjap, mencium aroma telur dadar dan kopi robusta dari dapur kecil. Reno pasti sudah bangun sejak subuh.

Maya (22 tahun) berjalan keluar kamar. Kakaknya sudah rapi dengan kemeja yang licin dan rambut klimis, persis seperti seorang mandor lapangan yang optimis. Ia sedang membalik telur di wajan yang sedikit gosong.

“Kakak tumben udah rapi banget,” tanya Maya, meraih gelas dan teko air.

“Iya, Dek. Mau meeting final untuk proyek yang Kakak ceritain kemarin.” Nada suaranya penuh getaran bangga. Reno menyajikan telur dan roti panggang di piring Maya.

“Ini proyek terbesar dalam karier Kakak, Maya. Empire Tower. Kalau ini sukses, kita bisa punya rumah sendiri. Yang ada halaman kecilnya buat kamu berkebun.”

Maya mengoles selai stroberi. Ia tahu betapa kerasnya Reno bekerja untuk impian itu. Tapi ia juga tahu, impian besar selalu datang dengan risiko besar.

“Tapi, kata Kakak timeline-nya terlalu ketat? Sampai lembur terus?” ujar Maya, tak bisa menyembunyikan nada khawatir.

Reno tersenyum, senyum meyakinkan yang selalu ia gunakan sejak menjadi wali tunggal Maya sepuluh tahun lalu. “Darmawan Group itu perusahaan besar. Mereka pasti prioritaskan keselamatan. Jangan khawatir, fokus saja sama desain grafismu.”

Lihat selengkapnya