JEJAK

galih faizin
Chapter #16

Bercerita Dengan Jessika

"Apa kau keberatan aku ke rumahmu?" tanya Jessika sebelum naik.

"Aku senang."

Jessika tampak kikuk. "Terima kasih," ucapnya setengah terdengar.

Aku melajukan motor dengan pelan. "Apa yang membuatmu ingin berkunjung ke rumahku."

"Kau temanku, kan?"

"Aku ingin jawaban yang lain."

"Aku suka rumahmu. Nyaman. Halamannya luas. Ada rumput yang terawat. Belakangnya hutan. Siapa pun akan menyukainya."

"Aku ingin jawaban yang paling jujur."

"Aku suka jika bersamamu."

Aku diam. Harusnya aku tidak pernah menanyakannya. Bodoh. Jessika pun ikut diam.

Kami sampai. Rumah tampak sepi. Dari luar terlihat seperti tidak berpenghuni. Aku mengajaknya ke dalam dan ketika itu orang yang membantu merawat ayah keluar. Dia pamit untuk pulang.

"Yang membantu merawat ayah," kataku memberi tahu.

"Seorang perawat?"

"Bukan. Kata oma masih saudara jauh dari kakek."

"Kenapa tidak di rawat oleh perawat?"

"Ayah tidak mau."

"Duduklah, akan kuambilkan minum untukmu," imbuhku.

Jessika mengangguk. Wajahnya terlihat berseri membuat kecantikannya semakin tampak. Bagaimana mungkin orang seperti dia, secantik dia bisa bersamaku. Mungkin benar kata oma dan bunda bahwa aku tampan, bisa membuat siapa saja jatuh cinta. Tetapi kenapa tidak berlaku pada Maria. Ah, wanita memang tidak bisa ditebak. Dan siapa aku mengatakan bahwa Jessika telah jatuh cinta. Sialan kepala ini.

Oma terlihat sedang menghangatkan makanan. "Kau sudah pulang?"

Aku mangguk. "Jessika datang berkunjung."

Oma tersenyum. "Dia perempuan baik. Oma tahu itu. Dan kau laki-laki baik."

Aku mengambil air kemudian kembali ke depan. Tidak lama dari itu oma menampakan dirinya.

"Kau datang lagi?" tanyanya pada Jessika.

Jessika tersenyum. "Iya, Oma. Bolehkah aku ke rumah ini?"

"Tentu saja. Tidak ada yang bisa melarangmu. Jika tak keberatan, maukah membantu Oma menghangatkan makanan?"

Jessika berdiri. "Tentu saja, itu hal yang menyenangkan."

Jessika sangat mudah berteman dengan oma. Setahuku oma bukan orang yang seperti itu, dia selalu punya banyak perhitungan. Dan mungkin itu diturunkan pada ayah. Tetapi tidak untuk hari ini tentang apa yang baru saja kulihat.

***

"Jadi, apa menurutmu Robert laki-laki tampan dan baik?" tanya oma ketika kami sedang makan. Aku tidak menduga bahwa dia akan mengatakannya, di depan kami berdua.

Lihat selengkapnya