"Bagaimana kerjaan kamu hari ini, Nja?" Pria bermata hitam itu nampak tengah memerhatikan seorang gadis yang tengah duduk di sampingnya. "Aku perhatikan, dari tadi kamu seperti sedang banyak pikiran." Imbuhnya.
Lalu, gadis bernama Senja itu pun menatap balik ke arah pria yang duduk sembari bersedekap dada di sampingnya. Gadis itu enggan langsung mejawab pertanyaan pria tersebut. Ia malah menganjur napas dengan begitu pelan serta panjang.
"Ada masalah?" Kembali, pria berkulit sawo matang dengan kepala plontos itu mengajukan pertanyaan.
Senja kembali tertunduk. Kali ini, gadis itu memilih untuk memainkan kedua pucuk sepatunya untuk saling beradu.
"Ngapain kamu tadi telpon aku, kalau toh ternyata kamu tidak mau cerita apa-apa!" Ketus pria tersebut.
Pria itu adalah Langit. Dia satu-satunya sahabat yang dimiliki oleh Senja. Mereka berdua saling mengenal terbilang suda cukup lama. Terhitung semenjak keduanya mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu anggota TNI. Namun, salah satu diantara mereka harus gagal. Ya, dia adalah Senja. Gadis itu harus menelan pil pahit kenyataan. Kenyataan, jika dirinya gagal dalam tes pantaukhir.
Senja pun harus megubur cita-citanya untuk menjadi seorang Abdi Negara. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil, tempat saat ini ia bekerja.