Jejak Kelam

rvanz
Chapter #7

Dalam Bayang Dendam

David duduk kelelahan di sudut gudang kosong, mencoba menenangkan diri dan meredakan sakit yang menusuk dari luka-lukanya. Setelah bentrok di pelabuhan dan berhasil meloloskan diri dari para penjaga Tony, ia tahu bahwa setiap langkah harus diambil dengan hati-hati. Luka di lengannya mulai berdarah lagi, dan perih di pinggang membuatnya meringis. Namun, yang lebih menyakitkan daripada luka fisik itu adalah rasa dendam yang terus membakar hatinya. Semua ini belum berakhir. Apa pun yang terjadi, Tony harus membayar atas kematian Iwan.


Setelah memastikan keadaan aman, David keluar dari gudang tersebut, menelusuri jalan-jalan sepi di sekitar pelabuhan. Fajar mulai menyingsing, dan ia tahu bahwa segera tempat-tempat ini akan ramai lagi. Dengan langkah terseok, ia mencoba menghindari pandangan orang-orang yang mungkin saja curiga. Setelah beberapa lama berjalan, ia berhasil menghubungi Joko, yang segera berjanji datang untuk menjemput.


Tak lama, Joko tiba dengan mobil tuanya, tampak khawatir begitu melihat keadaan David yang berlumuran darah dan lelah. "Gila, Dav! Lu berani banget masuk ke sarangnya sendirian. Untung aja lu masih hidup," ujar Joko sambil membantu David masuk ke mobil.


"Aku harus melakukannya, Jo," sahut David dengan suara parau. "Tony udah ngambil semua dari hidup gue. Gue nggak bakal berhenti sampai dia merasakan apa yang gue rasakan."


Joko mengangguk pelan. la tahu betapa dalam luka batin David. Mereka adalah teman dekat Iwan, dan sejak kematiannya, hidup mereka berubah drastis. "Tapi lu nggak bisa gegabah, Dav. Kalau mau ngehancurin Tony, kita harus punya rencana yang matang. Kalau nggak, kita bisa mati percuma."


David hanya mengangguk, menyadari kebenaran dari kata-kata Joko. Meski keinginannya untuk balas dendam begitu besar, ia juga tahu bahwa tanpa perencanaan, semuanya akan sia-sia. "Gue ngerti, Jo. Sekarang yang penting kita pulih dulu, baru mikir langkah selanjutnya."


Mereka tiba di tempat aman-sebuah rumah kecil yang mereka sewa sebagai persembunyian. Joko membantu membersihkan dan membalut luka-luka David dengan peralatan medis seadanya yang mereka simpan di sana. Sambil merawat lukanya, Joko berbicara tentang langkah yang mungkin bisa mereka ambil.


"Sepertinya Tony akan lebih waspada sekarang setelah kejadian di pelabuhan. Kita nggak bisa langsung mendekat lagi tanpa strategi," ujar Joko sambil membersihkan luka di lengan David. "Gue dengar, Tony punya pertemuan penting sama beberapa orang dari luar kota, di sebuah klub elit. Kalau itu benar, mungkin kita bisa memanfaatkan momen itu."

Lihat selengkapnya