Jejak Kelam

rvanz
Chapter #8

Jejak yang Menghilang

David bangun dengan tubuh yang masih terasa sakit akibat bentrokan di klub tadi malam. Di balik rasa lelah yang menggerogoti tubuhnya, tekadnya tak berkurang sedikit pun. Sambil mengerang pelan, ia duduk di sofa ruang tamu kecil itu, menatap kosong ke arah dinding. la merasakan amarah yang terus tumbuh dalam hatinya. Tony masih bebas berkeliaran, dan setiap detik yang berlalu hanya memperdalam luka batinnya atas kematian Iwan.


Joko masuk ke ruangan sambil membawa kopi panas. "Minum dulu, Dav. Kita butuh kepala dingin buat langkah berikutnya," katanya sambil menyerahkan secangkir kopi. David menerima cangkir itu tanpa bicara, masih tenggelam dalam pikirannya.


"Tony pasti udah tahu sekarang kalau kita nggak akan berhenti sampai dia kena batunya," ujar David akhirnya, memecah keheningan. "Kita perlu strategi yang lebih kuat, Jo. Kalau dia terus lolos seperti ini, kita cuma buang-buang waktu."


Joko mengangguk sambil duduk di seberang David.


"Gue sepakat, Dav. Kita harus cari cara lain buat nyudutkan dia. Selama ini, dia selalu selangkah lebih maju dari kita. Kita harus bikin dia kehilangan kontrol, mulai dari sumber-sumber kekuatannya."


David merenung. Joko ada benarnya. Selama ini mereka selalu berusaha mendekati Tony secara langsung, tapi hasilnya hanya pertempuran yang gagal. Mereka harus mengubah cara berpikir, mencari celah di mana Tony paling rentan.


David dan Joko menghabiskan beberapa hari berikutnya dengan mencari informasi tambahan tentang sumber keuangan Tony. Dengan bantuan beberapa kenalan lama yang masih setia pada mereka, David menemukan bahwa Tony memiliki jaringan bisnis gelap yang menghasilkan banyak uang. Mulai dari perdagangan barang selundupan hingga taruhan ilegal. Gudang-gudang besar di pinggiran kota, tempat Tony biasa menyimpan barang-barang ilegalnya, adalah target yang memungkinkan.


"Kita bisa memulai dari gudang-gudang itu, Jo. Kalau kita berhasil menghancurkan satu atau dua, Tony akan merasakan dampaknya. Penghasilannya berkurang, dan dia akan kehabisan dana untuk bayar orang-orangnya," kata David saat mereka berdua menyusun rencana serangan.


Lihat selengkapnya