Jejak Kelam

rvanz
Chapter #9

Titik Balik yang Berbahaya

David menatap pagi yang mulai merekah dari balik jendela rumahnya. Setelah malam yang penuh aksi, pikirannya masih terjaga meskipun tubuhnya lelah. Suara televisi di sudut ruangan terdengar sayup, berita pagi berlalu tanpa menarik perhatiannya. Di sofa, Joko masih terengah-engah mengatasi luka di lengannya, bekas benturan saat kabur dari pengejaran anak buah Tony.


“Kita benar-benar ngusik sarang lebah kemarin malam,” keluh Joko, meringis saat mencoba membersihkan lukanya.


David mengangguk pelan, namun matanya tetap terpaku ke luar. "Tony jelas bakal balas dendam. Dia nggak mungkin diem aja setelah kita rusak rencana pengirimannya.”


Joko menghela napas panjang, pandangannya meredup sejenak. “Gue cuma heran, Dav. Lo yakin kita harus terus maju? Kalau Tony makin gila, kita juga yang rugi.”


David berbalik dan menatap Joko dengan serius. “Gue nggak bisa biarin dia seenaknya nginjek-injek orang. Ini soal harga diri kita, Jo. Tony harus tahu ada yang bakal berdiri di depannya.”


Mereka memutuskan untuk mencari lebih banyak informasi tentang bisnis Tony, dan terutama jaringan orang-orang yang bekerja di belakangnya. Mereka sadar bahwa dengan mengetahui siapa saja yang terlibat, mereka bisa mulai menghancurkan kekuatan Tony dari dalam. Dalam perburuan informasi ini, mereka menemui seorang kenalan lama bernama Andre, yang pernah bekerja sebagai penghubung antar-geng. Meskipun Andre sekarang sudah jarang terlibat dalam dunia kriminal, ia masih punya koneksi.


“Andre, kita butuh bantuan lo buat bongkar semua tentang Tony,” kata David saat mereka bertemu di sebuah kedai kopi yang sepi. "Lo pasti tau beberapa orangnya."


Andre tampak gelisah, matanya melirik ke kanan dan kiri. "David, gue udah nggak mau lagi terlibat dalam urusan kayak gini. Gue udah keluar dari dunia itu."


David menyandarkan tubuhnya ke kursi, tatapannya tak lepas dari Andre. "Gue ngerti, Dre. Tapi lo juga tau Tony nggak bakal berhenti. Gue cuma minta lo kasih kita sedikit petunjuk, sisanya kita yang urus."

Lihat selengkapnya