Pagi itu, hutan Sunyaragi tampak berbeda. Kabut tipis yang menyelimuti tanah berdebu seperti menambah kesan misterius di sekitar perjalanan mereka. Cepot, yang terpisah dari kelompoknya semalam, terbangun dari tidur yang nyaman di sebuah cabang pohon besar. Dengan tubuh yang kaku dan perut yang sudah mulai keroncongan, ia menggaruk-garuk kepala dan menatap sekeliling.
“Wah, ternyata aku tidur di sini, ya?” gumamnya sambil mengernyitkan dahi. “Mungkin sudah waktunya bergabung kembali dengan Arjuna dan yang lainnya.”
Cepot melompat turun dari pohon, menatap jalan setapak yang membentang di depannya. Semula ia merasa senang dan ringan hati, berpikir hanya akan ada petualangan ringan di hari itu. Namun, semakin ia berjalan, semakin ia merasakan ada sesuatu yang ganjil. Suara alam yang biasanya riuh dengan kicauan burung dan desiran angin seakan menghilang. Hutan Sunyaragi yang terkenal penuh dengan kehidupan dan energi justru terdiam, memberikan rasa sepi yang mengganggu.
Tiba-tiba, di tanah lembap di bawah kakinya, Cepot melihat jejak yang samar-samar. Jejak itu tampak seperti jejak kaki manusia, tapi ada sesuatu yang aneh. Kaki itu tampak terlalu besar dan dalam, seolah-olah pemiliknya sangat berat. Cepot menundukkan badan, menganalisis jejak itu dengan mata tajamnya, meski tanpa menyadari bahwa langkahnya perlahan-lahan membawanya semakin jauh dari rombongannya.
"Ah, ini menarik! Ada sesuatu di sini!" Cepot terkekeh dengan antusias, meski sedikit merasa cemas. Ia memutuskan untuk mengikuti jejak tersebut, rasa ingin tahunya lebih besar daripada ketakutannya.
Setelah beberapa langkah, ia tiba di sebuah clearing di dalam hutan. Di tengah area terbuka itu, seorang wanita muda berdiri di dekat sebuah batu besar, matanya tampak seperti sedang mencari sesuatu. Wanita itu mengenakan pakaian sederhana, dengan rambut panjang yang tergerai bebas, terlihat seperti seseorang yang sudah terbiasa hidup di alam bebas. Cepot, dengan penuh rasa penasaran, mendekat pelan-pelan.
"Eh, Halo! Lagi apa, Mbak?" tanya Cepot, suaranya penuh canda.
Wanita itu terkejut, tetapi kemudian tersenyum. "Oh, kamu... mengagetkan," jawabnya, suara lembut namun penuh ketegasan. “Aku sedang mencari jejak. Ada sesuatu yang tak beres di hutan ini, dan aku harus menemukannya sebelum terlambat.”
Cepot tersenyum lebar, tidak bisa menahan rasa penasaran. "Mencari jejak? Aku juga menemukan jejak yang menarik, loh! Ayo, barangkali kita bisa bekerja sama, kan?"