JEJAK LANGKAH BAPAK

SISWANTI PUTRI
Chapter #1

Kedatangan Rentenir

"Ini kesekian kalinya kalian lambat membayar pinjaman, juragan memberi kalian keringanan untuk terakhir kali, waktunya selama 5 bulan dengan syarat kalian harus membayar lunas pinjaman pokok beserta bunganya. Jadi total keseluruhannya adalah 500 juta."

Gayatri tak berani keluar dari rumah, yang dilakukan hanya mengintip dari balik jendela melihat orangtuanya menghadapi beberapa pria berbadan kekar yang sempat mengacak-ngacak isi rumah. Sebagai remaja yang baru berusia 15 tahun, tentu tak ada yang bisa dilakukan untuk membantu.

Rasanya terlalu takut berhadapan dengan 3 orang berbadan kekar suruhan juragan Tatang. Mereka terlalu bengis bertindak, bahkan jika lawannya anak-anak. Gaji yang mereka dapat sebagai penagih disetiap rumah terbilang besar hingga berhasil menghacurkan hati nurani.

Perintah dari juragan Tatang adalah ucapan mutlak yang tak akan ditolak apabila ada yang menghalangi pekerjaan, termasuk jika itu anak kecil sekalipun.

"Ka--kami mengerti." Gayatri bisa mendengar suara bapak bergetar takut, begitupun dengan ibu yang menunduk tak kalah cemas. Berhadapan dengan suruhan orang berkuasa di kampung ini membuat tubuh berkeringat dingin, itulah yang dirasakan Gayatri walaupun dia hanya bersembunyi, menghindar karena terlalu pengecut menghadapi masalah ini bersama orangtuanya.

Melihat ketiga orang itu pergi, Gayatri pun berjalan tergesa-gesa menemui bapak dan ibu yang kini terlihat lemas terduduk di atas tanah. Wajah ibu terlihat pucat, begitupun dengan bapak yang tak kalah frustasi.

"Pak, Bu!" Gayatri memilih berjongkok di depan keduanya, mengambil salah satu tangan mereka kemudian dia kecup berulang-ulang sembari mengucapkan permohonan maaf. "Ini salahku. Maafin aku, Pak, Bu ...." lirihnya tersedu-sedu.

Andai waktu bisa diputar, Gayatri akan lebih berhati-hati dan tak keras kepala hingga memaksakan finansial kedua orangtuanya. Lihatlah sekarang, pada akhirnya terjadi kekacauan seperti ini. Semua ini bermula darinya, dulu Gayatri bersama temannya yang lain mengikuti ajang pemilihan putri kesenian indonesia.

Hingga Gayatri pun ditawari menjadi seorang model oleh pemilik sanggar seni yang kebetulan menghadiri acara itu. Anak yang dulunya memiliki impian menjadi orang terkenal tentu saja senang menerima tawaran yang baru saja diucapkan. Merasa beruntung karena walaupun gagal dalam lomba, dia masih punya kesempatan mewujudkan mimpi yang diidam-idamkannya.

Lihat selengkapnya