JEJAK LANGKAH BAPAK

SISWANTI PUTRI
Chapter #11

Uang Nafkah Dari Bapak

Pada akhirnya aku dan ibu tak bertemu bapak di tempat itu. Kami pulang dengan hati yang hampa, padahal sebelumnya aku adalah orang yang tidak mudah terpengaruh oleh apapun. Tapi keadaan yang ku alami sekarang membuatku selalu berfikir keras. Tentang keanehan yang bapak lakukan padaku dan ibu.

Di satu sisi, bapak seakan ingin bertemu dengan kami, tapi kenyataan yang terjadi malah menunjukkan bahwa bapak malah menghindar.

"Coba telepon bapak, Bu."

"Bapakmu selalu matiin kalau ditelepon, tapi dia selalu kirim pesan setelahnya." Ibu kini terlihat lelah, memijat kening pelan seraya menghela nafas kasar. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa kalau kami sedang dipermainkan. Walaupun tak punya bukti, tapi yang terjadi membuatku merasa demikian. Hanya saja sangat mustahil kalau bapak mempermainkan kami, maksudnya untuk apa bapak melakukan ini semua?

Lebih baik aku tidur, yang ada aku bisa darah tinggi gara-gara bapak. Aku benar-benar merindukan bapak yang dulu, bapak yang tak membuatku stres dan menjadi orang pemikir seperti ini. Sudah aku katakan sebelumnya jika faktor yang menyebabkan masuk rumah sakit jiwa karena terlalu stres, terus berfikir sampai akal sehat hilang.

Ya Tuhan, tekanan ini benar-benar membuatku akan gila.

"Maaf, Bu. Sekarang aku gak bisa tenangin Ibu. Aku juga butuh menenangkan diri." Tanganku terangkat memegang kepala dengan erat kemudian berjalan menuju kamar dan berbaring di sana. Aku menulungkupkan wajah dibawah bantal, mencium aroma sprei yang cukup harum karena diberi pewangi.

Daripada terus berfikir sampai kelelahan, lebih baik aku tidur saja. Hari masih panjang untuk aku mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada bapak.

***

Pagi ini tubuhku terasa segar, mungkin karena efek tidur yang cukup nyenyak semalam. Walaupun hampir stres karena masalah bapak, namun kasur yang terasa empuk dan udara yang juga sejuk membuatku bisa beristirahat dengan tenang.

Lihat selengkapnya