Jejak langkah tanpa peta

Rian feb rino
Chapter #2

Jejak yg memilih aqil

Bayangan itu tak hilang dari benak Aqil.

Sosok berjubah gelap yang mengaku sebagai dirinya—versi yang tak pernah ia kenal—masih berdiri di tepian danau. Tapi saat Aqil mencoba mendekat, bayangan itu memudar pelan, seperti kabut tertiup angin. Yang tersisa hanyalah danau berkilau yang airnya tenang, terlalu tenang, hingga mencerminkan langit ganda dan pepohonan biru seperti kaca.

Aqil menyentuh permukaan air. Dingin, tapi bukan dingin biasa. Ada sensasi kesemutan menjalar dari ujung jarinya hingga ke dada, seolah danau itu mengenalnya, atau ... sedang membaca dirinya.

Kompas di tangan Aqil kembali bergetar. Kali ini jarumnya menunjuk ke seberang danau. Tapi tak ada jembatan, perahu, atau apapun. Ia memutar tubuh, mencari jalur lain, namun suara dalam kepalanya muncul lagi.

"Ke seberang, atau selamanya diam di tepi."

Aqil menelan ludah. Tak ada pilihan. Ia melangkah ke air.

Namun, bukan basah yang ia rasakan, melainkan pijakan. Air danau itu mengeras di bawah kakinya seperti kaca beku. Setiap langkah menghasilkan riak cahaya. Biru. Ungu. Emas.

Di tengah danau, Aqil berhenti. Di bawah permukaan, ia melihat bayangan lain—sosok-sosok dengan wajah menyerupainya. Mereka menatap ke atas, mata kosong, seolah menanti dia jatuh.

Ia percepat langkah. Jantungnya berdegup liar. Satu suara muncul lagi, kali ini bukan dari dalam, tapi dari samping.

"Cepat. Mereka belum sadar kamu bukan salah satu dari mereka."

Lihat selengkapnya