Pulang kuliah seperti biasa, aku bersama sahabatku, Wina. Kebetulan rumah kami memang searah. Aku menunggu bis di halte kampusku bersamanya. Namun hari itu Ervin menghampiriku.
"Hai," sapanya padaku.
"Aku Ervin," ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku.
Itu adalah pertemuan pertama kami secara resmi. Ervin akhirnya memberanikan diri untuk melakukan itu.
Aku sempat tercekat. Tidak menyangka jika seorang kakak tingkat berwajah tampan sepertinya benar-benar mengajakku berkenalan.
Semula, aku menganggap ucapan Reza hanya gurauan atau sekedar meledekku. Tetapi ternyata Ervin, laki-laki tampan dan cool itu benar-benar menghampiriku sekarang.
Jantungku berdegup kencang. Entah mengapa, menatap mata tajamnya membuat perasaanku tak karuan.
Beberapa detik terdiam, akhirnya aku pun membalas uluran tangannya. "Meisya," jawabku sambil tersenyum.