Pagi yang cerah tapi tidak secerah hati Novia, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, dua murid pengganggu itu satu sekolah dengan Novia, Dewa Wahyu dan Andana Giri, dua orang yang selalu menghinanya. Tapi keadaan tidak dapat dirubah, mereka satu sekolah dan ada dalam satu barisan karena berasal dari SMP yang sama, raut ketidak sukaan tidak bisa ditutupi.
“Heaahh … Satu sekolah lagi dengan orang pengaanggu seperti Dewa Wahyu dan Andana Giri,“ Batin Novia melirik kesal mereka.
Sinis. “Apa kau liat-liat dasar mahluk …“ Ucap Wahyu.
Meledek. “Dasar mata ikan, melotot tapi tidak bisa lihat hahaha …” Ucap Andana.
Novia membuang muka, Novia sangat kesal dengan ucapan mereka, ini disaksikan langsung oleh anak kelas jauh, yang satu sekolah dengan SMP Novia, setelah dibubarkan. Novia tidak mau dekat-dekat dengan mereka malah dia dekat dengan murid kelas jauh, dua cowok ganteng, yang bertubuh atletis bernama Adi dan yang putih tinggi bernama Andi, mereka satu tim atletik dengan Novia.
Ramah. “Hai apa kabar?“ Sapa Andi.
Raut biasa “Kabarku … Ya yang kayak kamu lihat, mereka masih usil mulutnya,“ Ucap Novia.
Senyum. “Sudah jangan kamu hiraukan mereka,“ Saran Adi.
Mereka megajak Novia menjauh dari mereka, Andi merangkul Novia.
Wahyu dan Adana melihat jijik, orang yang mereka anggap buruk didekati cowok ganteng mereka kalah tampang terutama Wahyu yang berkulit gelap. MOS telah berlangsung tiga hari, tek-tek bengek MOS yang aneh ditambah tugas yang banyak membuat para peserta kelelahan karena kurag tidur, hari itu Novia telat datang yang membuatnya harus dihukum. Novia dan beberapa murid yang datang terlambat berdiri distage, semua murid tertuju pada stage itu.
Seorang siswi bertubuh gemuk kulit putih. “Kamu lambat , sebagai hukumannya, kamu menari seperti seekor kera!“ Perintah OSIS yang bernama Ari.
Menghela nafas terunduk sebetar, sesuai intruksi Novia melakukannya, yang menoton tertawa karena bisa menirukan kera menari, lalu seorang OSIS laki-laki yang lebih tinggi dari Novia ikut menari. Yang melihatnya tertawa terpingkal-pingkal, susana tegang menjadi penuh tawa oleh tingkah mereka.
Didalam ruangan diberi pengumuman. “Besok selain kalian membawa tugas kalian, kalian harus buat surat cinta buat kakak OSIS, yang cewek buat kakak OSIS cowok dan yang cowok buat kakak OSIS cewek!“ Ucap siswi bermuka Cainis.
“Selain itu kalian juga buat foto lima R berwarna degan tampang kalian yang paling jelek“ Tambahnya.
Hari berganti saat berkumpul dilapangan, distage Ari menanyakan dari pegeras suara. “Siapa yang berani membacakan surat cinta buat kakak OSIS?”
Novia angkat tangan, namun karena ada yang mengharuskan sebagian OSIS melakukan kegiatan, yang membuat urung surat itu dibacakan. Saat siang juga pertanyaan yang sama dilontarka, Novia kembali angkat tangan, namun urung karena waktu sekolah telah berakhir.
Hari ini waktu terakhir, penilaian pada foto terjelek jatuh pada Novia, yang mebuatnya harus kedepan sebagi contoh, pertanyaan sama mengenai surat cinta. Novia kembali angkat tanagan, karena sudah jam jadi urung karena kegiatan PBB (peraturan baris berbaris) dilakukan. Sampai pada akhir acara Novia tidak kuat menahan kantuk, saking mengantuknya hingga sesekali tertidur, sesuatu yang tidak diduga terjadi.
Pembawa acara membacakan susunan acara yang berlangsung. “Acara selanjutnya adalah peberian hadiah pada peserta MOS terbaik tahun ini ...“ Ucap dari pengeras suara.
Novia menguap, rasa ngantuk hampir membuatnya tidur lagi.
Dari pengeras suara. “Pemenang peserta MOS terbaik putri tahun ini jatuh kepada…. Ni Luh Putu Noviadewi ... Dari kelas Bahasa …“
Seketika kantuk hilang, riuh tepuk tangan dari seluruh penjuru ruangan, dari pengeras suara dipanggil. “Untuk Ni Luh Putu Novidewi silahkan kedepan ...“
Novia kedepan, berdiri disebelah siswa yang lebih tinggi darinya, hadiah diberikan, seluruh pejabat OSIS dan Pembina menjabat tangan mereka, sesuatu yang tidak disangka terjadi dan berdampak positif.
Karena itu Novia menjadi siswi yang paling nyentrik dari siswi yang lain, selain karena sebagai peserta MOS terbaik, ciri has dari Novia yang suka jalan cepat dan tidak suka bertele-tele. Namun masih bersifat polos, tapi kepolosan ini dijadikan permainan oleh kakak kelas, Novia tahu dan ikut permainan itu, dari kalangan OSIS kelas sebelas kasihan.
Seorang siswi berwajah Cainis bernama Susmini mendekat bersama seorang siswa yang suka cengar-cengir bernama Ardana, menemui Novia yang duduk dibawah pohon cemara depan kelas X.4 . Mereka melangkah dimana Novia berada, suara derap langkah kaki membuat gerak tangan menulis terhenti, mereka kini didepan Novia.
Dengan senyum. “Boleh ikut duduk disini gak?!” Tanya Susmini.