"Dokter!! Dokter...!" ucap seseorang dengan panik dan membawa seorang Ibu yang hendak melahirkan.
"Tolong dia Dokter, sepertinya dia sudah mau melahirkan," ucap orang itu pada Kiran.
"Baik, kamu tenang dan tunggu disana," ucap Kiran lalu bergegas ke dalam ruang persalinan.
"Dinda tolong persiapkan alat-alat persalinan, dan Kayla ayo ikut denganku."
"Baik, Ran." Mereka bergegas dalam mengerjakan tugas mereka, dan kini persalinan masih dalam proses.
"Tenang ya bang jangan panik begitu, Istri kamu aman kok," ucap Brian menenangkan.
"Iya bg makasih, tapi aku belom punya Istri bang itu tetangga ku. Kebetulan Suami nya lagi merantau," jelas orang itu.
"Ohhh kirain Istrinya."
2 jam pun berlalu, kini proses persalinan pun sudah selesai dengan baik.
"Pak Adam Lesmana Sinaga, proses persalinan sudah selesai. Bapak boleh menjenguk Istri dan Bayi Bapak," ucap Kayla.
"Maaf Sus itu tetangga bukan Istri, terimakasih ya Sus," ucap Adam lalu masuk ke dalam ruang persalinan.
Terlihat Kiran sedang membereskan tempat dan alat-alat persalinan tersebut yang dibantu oleh Dinda.
"Selamat Pak Anaknya laki-laki," ucap Kiran tersenyum.
"Wah terimakasih Dokter."
"Iya, kalau begitu saya keluar dulu," ucap Kiran lalu pergi meninggalkan ruang persalinan.
"Ran, itu bukannya cowo yang Lo cari waktu acara makan-makan kemaren ya?" ucap Kayla.
"Ehh apaan, aku cuma pengen tau namanya aja."
"Haha gengsi banget Lo, ohya jangan kira itu Istrinya itu tetangganya. Dan Lo gak perlu cemburu."
"Apaansih Kayla, aku gak cemburu kali biasa aja. Mau itu Istrinya, tetangganya, ya bodo amat," ucap Kiran kesal lalu pergi meninggalkan Kayla yang tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa si Kiran?" ucap Brian yang baru saja datang menghampiri Kayla yang tertawa sendiri.
"Ada deh, mau tau aja Lo," ucap Kayla memalingkan wajahnya kearah lain.
"Dasar Nenek lampir," Cerca Brian lalu lari meninggalkan Kayla yang akan mulai marah setelah mendengar ucapan Brian yang mengejeknya.