"Abang... Buatin Ana karet tali bang," ucap Ana pada Adam yang tengah push up di halaman belakang rumah nya.
"Besok aja ya dek."
"Tapi Ana mau main sekarang, itu udah ditungguin sama Keping Abang" ucap Ana dengan nada manja pada Adam.
"Loh kok cowo main karet?"
"Gakpapa dari pada main sama Kaka Geisha curang, terus Ana capek tau... Kak Geisha nanya nya Abang terus." adu Ana pada Adam yang tidak terlalu meladeni ucapan Adiknya itu.
"Yasudah Ana sama Kevin main yang lain dulu, nanti Abang buatin." Penuturan Adam membuat Ana girang sembari loncat-loncat karena permintaan nya dikabulkan oleh sang Abang.
"Kepinnng... Ayok main." ucap Ana lalu menarik tangan Kevin bocah 5 tahun yang sedang menunggu Ana didepan pintu.
"Kevin loh Ana, bukan Keping." ucap Kevin sebal karena Ana selalu memanggil nya dengan sebutan Keping, walaupun hanya berbeda penyebutan tapi Kevin tidak terima namanya diganti begitu saja oleh Ana.
"Gakpapa, bagus kok," ucap Ana masih dengan menarik tangan Kevin untuk menjemput beberapa temannya lalu mereka pergi bermain di tempat yang tidak jauh dari perkarangan rumah mereka.
Disisi lain orang tua Adam juga Adam sendiri tengah duduk dan makan beberapa makanan ringan bersama di gubuk yang berada di tengah sawah milik keluarga Adam. Sebelumnya mereka berbincang dengan tawa dan candaan menghiasi wajah mereka. Hingga sampai dimana Adam mengucapkan impiannya kepada orang tua nya yang membuat suasana menjadi mencekam.
"Pak? Boleh aku untuk menjadi Aparat Negara?" ucapan Adam membuat Firman menghentikan aktivitasnya.
Sedangkan Sulis hanya diam dan menatap raut wajah suaminya yang hanya datar melihat Adam.
"Pak?"
"Tidak." Satu kata mencelos begitu saja dari mulut Firman yang membuat Adam terkejut atas jawaban Firman padanya. Bukan ini yang Adam ingin dengar, ucapan Firman membuat Adam diam setelah beberapa menit. Tidak ada yang memulai pembicaraan saat ini, hingga Sulis memecahkan keheningan itu.
"Apa itu mimpimu Nak?"
"Iya Mak, mimpi ku dari masa sekolah dulu."
"Kenapa Pak? Kenapa aku tidak diizinkan untuk menjadi Aparat Negara?" tanya Adam dengan menatap lekat kedua manik mata Firman.
"Bapak bilang tidak, ya tidak!" bentak Firman pada Adam yang membuat Adam juga Sulis terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
"Bapak jangan egois, ini mimpi aku. Tapi kenapa Bapak melarang ku?" ucapan Adam tidak diindahkan oleh Firman, Firman melenggang pergi dan membiarkan Putra nya memanggil dirinya berulang-ulang.