Kadang kala kehidupan seseorang terhenti tanpa ingin berputar.
_ _ _
"Ada yang mau aku tanya deh sama kalian," ucap Kiran pada semua temannya sembari memakan keripik kentang.
"Apa? Kapan gue nikah sama Kayla?" kata Tomi yang dihadiahi pukulan dari Kayla.
"Apa, Ran?" tanya Dinda serius.
Dinda kini sudah kembali sehat seperti biasa.
"Soal kemaren, klinik kok ditutup?"
"Haa? Kapan?" tanya Kayla dengan wajah bingung.
"Kemaren... Waktu aku diantar pulang sama Adam," jelas Kiran.
"Oh... Kami kira Lo udah pulang karena khawatir keadaan Dinda," kata Kayla.
"Trus kok kalian tutup klinik nya?"
"Ya kita juga ngerasa khawatir, jadi kita putusin buat tutup klinik," kata Kayla yang dibenarkan oleh Brian dan Tomi.
"Oh... Eh tapi kalian tau gak?" tanya Kiran pada semua temannya.
"Enggak," jawab mereka bersamaan yang membuat Kiran kesal.
"Aku pingsan di depan kedai dekat klinik, dan yang nolongin aku Adam. Aku masih bingung kenapa penjaga kedai gak nolongin dulu, pasti dia tau kan? Trus kok bisa aku pingsan?" Cerita Kiran membuat semua nya diam menatap Kiran.
"Aku bingung, sebenarnya aku ini kenapa?" ucapnya lagi dengan kepala menunduk.
Tidak ada jawaban kali ini. Kiran mengedarkan pandangannya ke arah teman-temannya yang kini hanya diam. Kiran berpikir sejenak, mengapa teman-temannya bersikap seolah tahu semuanya? Atau tidak perduli dengan semua ini?.
Kiran masih menunggu salah satu dari mereka menjawab pertanyaan Kiran. namun nihil, mereka hanya diam dan itu membuat Kiran kesal. Hingga akhirnya Kiran memutuskan untuk beranjak dari sofa tempat mereka bercengkrama.
1 langkah . . .
2 langkah . . .
3 langkah . . .