Pagi yang sangat cerah untuk beberapa orang, tapi tidak dengan Adam. Adam kini sedang meratapi dirinya di pantulan air yang tergenang. Air itu sangat jernih walaupun nanti nya akan berubah menjadi sangat keruh saat seseorang menginjak nya.
Dirinya terlihat begitu suram di genangan air jernih itu. Ia merasa sangat malu pada genangan air yang jernih sesaat itu. Hingga akhirnya air mata nya mencelos begitu saja, dan membuat dirinya buyar di genangan tersebut.
Adam terhanyut akan pikiran nya. Terhanyut dalam kesepian yang selalu mengisi rongga pikir nya.
"Adam?"
Adam menoleh ke sumber suara dan menemukan seorang gadis berambut ikal tengah memandang nya penuh takjub.
"Ada apa?" jawabnya singkat tanpa ekspresi.
"Tidak ada, aku hanya lewat kebetulan ada kau." Logat Batak itu sangat melekat pada wanita cantik yang kini tengah bersama Adam.
"Boleh aku duduk disini?" ucapnya lagi dan hanya dianggukan oleh Adam tanpa mengucap satu kata pun.
"Dam... Apa untuk memulai sangat sulit bagi kita?" kata wanita itu to the point, yang tidak lain adalah Geisha. Seorang wanita dengan umur satu tahun di bawah Adam, yang sangat mendambakan Adam dari segala sudut pandang nya.
"Sulit," jawab Adam tanpa memandang Geisha.
"Mengapa?"
"Kita berbeda," kata Adam.
"Jika perbedaan itu menghalangi, aku siap untuk ikut denganmu." Tentu saja Adam menolak pernyataan gadis tersebut. Geisha adalah seorang wanita non muslim yang terlahir di keluarga berada. Tentu orang tua nya akan menolak dan tidak merestui mereka jika anak nya berpaling dari agama yang mereka anut sejak dulu, apa lagi itu karena Adam. Dan pasti nya Adam juga tidak menginginkan gadis itu, ia tidak mencintainya. Adam merasa Geisha sangat manja, mungkin karena anak orang berada pikirnya.
"Tidak, aku tidak ingin membuat perpecahan di keluarga mu. Jika pun kau ingin berpaling, tentunya itu bukan karena ku. tapi, karena keyakinan diri kau sendiri." kata Adam.
"Iya, aku ingin berpaling karena keyakinan ku sendiri."
"Alasannya karena ku kan? Tapi maaf Geisha, meski pun kau berpaling sangat sulit bagi ku untuk bersama mu."
"Mengapa, Dam? Kau mencintaiku bukan?"
"Aku tidak ingin membuat mu menangis karena jawaban ku nanti, jadi aku mohon menjauh lah dari ku." Dan kini Geisha menatap Adam penuh lirih, setelah Adam mengatakan itu. Bagaimana bisa Geisha menjauh dari Adam, sedangkan Adam adalah jiwa nya. Geisha tidak akan semudah itu untuk melupakan Adam, walaupun mereka tidak pernah membuat kenangan manis selama hidup mereka. Tapi Geisha yakin, suatu saat nanti mereka akan bersatu. Dan Adam akan menyesal karena telah mengucapkan kata-kata yang membuat Geisha sakit hati. Karena nanti hanya ada ucapan manis yang tersemat di hidup mereka, itu lah pikirnya.
"Dam, benarkah yang kau ucap padaku?" tanya Geisha sekali lagi untuk memastikan bahwa Adam sedang bercanda pada ucapan nya.
"Apakah aku pernah bercanda?" ucapan Adam kali ini membuat hati Geisha terenyuh, ia menangis dalam batin nya.
"maaf, Geisha. Bukannya aku ingin menyakiti mu, tapi kita memang tidak ditakdirkan bersama. Jika kau terus bersama ku itu akan menambah luka untuk mu" ucapnya pada Geisha yang menunduk lirih.