Ana berdiri di ambang pintu dengan menggenggam boneka Kadal yang Adam belikan untuknya. Terkadang matanya melirik ke kanan dan kekiri, sepertinya ada seseorang yang sedang ia tunggu sedari tadi. Ana pun mendecak sebal, tidak Ada tanda-tanda bahwa orang itu sudah menampakkan dirinya. Ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dengan rasa kesal menyelimuti dirinya.
"Ana!!!" teriak seseorang yang Ana tahu pasti itu siapa. Ana membalikkan tubuhnya dan menemukan Adam dari kejauhan yang sedang menuju ke arahnya menggunakan Sepeda Motor Matic satu-satunya milik Adam. Ana tersenyum lebar dan menjawab seruan Adam. Matanya terus berbinar saat melihat Adam yang penuh senyum padanya.
"Abang? Keadaan Keping gimana?"
"Gak nanyain keadaan Abang dulu?"
"Ohiya, hehe. Abang Adam yang ganteng gimana kabarnya?"
"Baik."
"Keping?"
"Udah mulai membaik, seminggu lagi Kevin pulang."
"Kok lama banget pulangnya, katanya udah baik!"
"Itu instruksi dari dokter nya Ana..."
"Yaudah! Kalau gitu biar Kakak Kiran aja yang obatin Keping!"
"Kak Kiran kan sibuk Ana."
"Ohiya, jangan deh. Kasian Kak Kiran, lagi sakit."
"Sakit apa?"
"Abang duduk dulu, biar Ana ceritain kejadian semalam sama Abang."
Adam pun duduk sesuai dengan instruksi dari Ana. Ana mulai menceritakan kejadian semalam saat Geisha pingsan di jalan, juga saat Kiran menolongnya tetapi Geisha malah melukainya. Adam terus mendengarkan cerita Ana yang sepertinya Ana tidak berbohong. Adam tidak bereaksi apapun, dan itu membuat Ana semakin kesal pada Adam.
"Abang! Kok diem aja?"
"Jadi Abang harus ngapain Ana?"
"Ayo, ke klinik. Ana mau jumpa sama Kak Kiran!"
"Yaudah Ana aja."
"Ihhhh Abang... Kalau Abang gak mau, Ana gak mau makan!" Adam tidak memperdulikan Ana, ia malah masuk ke dalam rumah. Ana tidak akan bertahan jika ia tidak makan, meski ia sedang mengancam Adam.
"Batu!!!" celetuk Ana.
Berjam-jam pun berlalu, kini sudah lewat makan Siang, dan Ana masih dengan ancamannya tadi. Adam dapat melihat itu, sepertinya Ana sungguh-sungguh dengan yang diucapkan nya tadi. Dengan rasa kesal pada Ana, Adam mengambil sepiring makanan untuk Ana makan, namun Ana menolaknya.
"Nanti ke klinik," ucap Adam singkat. Ana yang mendengar itu pun langsung makan dengan lahap, hanya butuh beberapa menit untuk menghabiskan makanan itu. Kini sesuai janji Adam, mereka pun bergegas menuju klinik.
Ntahlah, tidak tahu apa yang saat ini Adam rasakan. Disatu sisi ia merasa sangat kesal pada Geisha yang melakukan hal tidak terpuji seperti itu, dan disisi lain, Kiran? Sedikit rasa khawatir pada gadis itu. Rasa khawatir ini muncul saat Adam mengetahui kejadian itu. Biasanya dia hanya merasa khawatir pada orang terdekatnya, tapi Kiran? Bahkan Adam tidak mengetahui kedekatan apa yang saat ini terjalin. Sebatas mengenal? Itu lah yang saat ini terjadi sepertinya.
"Kak Kiran!!" teriak Ana saat menemukan Kiran yang sedang bercengkrama dengan kedua sahabatnya. Kiran menoleh, dan ia menemukan Adam dan Ana menuju kearahnya. Hey, Adam sudah kembali? Kiran tersenyum tipis saat melihat Adam berada di depan matanya saat ini. Dengan kaki yang copak-capik Kiran menghampiri mereka dengan rasa bingung, mengapa mereka datang ke klinik? Apa salah satu dari mereka ada yang sakit?.
"Ada apa Ana, kok ke klinik? Kamu sakit?"