Di dalam ruangan tanpa celah ini, Kiran, Kayla dan Dinda berada dengan didampingi dua orang detektif atau intel yang Kiran sewa untuk menyelidiki kasus kematian kedua orang tuanya, yaitu Robert dan Max sedang ada dihadapan mereka saat ini. Kedua orang itu terus mengetik sesuatu di sebuah komputer sedari tadi, Kiran Dan kedua temannya hanya memerhatikan dalam diam.
"Satu kebenaran terungkap," ucap Max.
"Apa itu?"
"Pelaku meninggalkan satu bukti yang akan kita kupas tuntas. Tn. Leo meninggal di lantai satu tepatnya di ruang keluarga, sedangkan Ny. Lita meninggal di kamarnya. Namun pelaku, membuat seolah mereka meninggal di satu tempat yang sama, yaitu di ruang keluarga," perjelas Max.
"Mama meninggal di kamar? Apa itu benar?"
"Iya itu benar, setelah kami selidiki seluruh rumah anda setelah kejadian, ada sedikit bercak darah yang menempel di sprei ranjang Ny. Lita. Sepertinya pelaku sempat membersihkan seluruh kamar, namun sprei sangat sulit untuk dibersihkan dan pelaku pembunuhan tidak punya banyak waktu untuk membersihkan sprei tersebut," balas Max.
"Jika... Mama meninggal dikamar, artinya siapa duluan yang dibunuh?"
"Sesuai penyelidikan, Tn. Leo di bunuh terlebih dahulu, karena racun yang ada di tubuh Tn. Leo itu bersifat mematikan namun cara bekerja racun itu sekitar 20 menit setelahnya lalu korban akan mati, setelah korban meninggal sepertinya pelaku menembak Tn. Leo di bagian dada karena pelaku takut jika Tn. Leo masih dalam keadaan hidup," jelas Robert.
"Berarti, Papa bersama dengan seseorang 20 menit sebelum itu?"
"Benar, dan orang itu masih dalam penyelidikan kami."
"Bagaimana dengan Mama? Mama tentunya mendengar suara tembakan saat pelaku menembak Papa dibagian dada bukan?"
"Ada kemungkinan pelaku mengunci Ny. Lita terlebih dahulu di dalam kamar, lalu ia melakukan aksinya pada Tn. Leo. Kami juga sudah memeriksa sidik jari di knop pintu kamar Ny. Lita, namun pelaku sangat cerdik, ia sepertinya menggunakan sarung tangan untuk melakukan aksinya sehingga tidak meninggalkan jejak sidik jari disetiap benda yang ia pegang," ucap Robert.
"Dan, ada satu hal yang mengejutkan kami," sambung Robert.
"Apa itu?"
Max memberikan sebuah foto lemari yang dalamnya begitu banyak alat-alat cambuk dengan berbagai jenis model, dan ada senjata api juga senjata tajam. Kiran, Kayla dan Dinda yang melihat foto itu diam tercengang. Sempat terpikir oleh Kiran bahwa sepertinya Lita sudah merasakan sentuhan semua senjata terlarang tersebut.
"Diduga ini milik Tn. Leo, dan apakah sebelumnya hubungan Tn. Leo dan Ny. Lita kurang baik?" tanya Robert.
"Iya," jawab Kiran singkat.
"Baik, artinya jejak cambuk yang ada di tubuh Ny. Lita adalah karena perbuatan Tn. Leo," ucapnya lalu melingkari sebuah kalimat yang bertanda bahwa untuk jejak cambuk yang di tubuh Ny. Lita telah terselesaikan.
"Robert? Apakah kalian mengikuti jejak 5 orang dalam foto itu?"
"Iya, dan kami sudah mengetahui latar belakang kehidupan 5 orang tersebut. Max, tolong jelaskan pada Kiran."
"Pertama, ada Jony Lauder. Seorang pengusaha yang bergerak di bidang Real Estate dan dia adalah musuh terbesar Tn. Leo," ucap Max.
"Kedua, ada Harry Soedirja. Seorang yang pernah bangkrut karena ulah Tn. Leo."