Jejak Rasa

129_
Chapter #34

Page 34

Hari-hari berlanjut dengan semestinya, dimana Kiran kembali pada aktivitasnya di sebuah klinik kecil yang ada di desa Horas. Di desa ini mereka banyak memahami hal yang sebelumnya mereka tidaklah paham. Pedesaan memberikan gambaran betapa berada di desa bisa menjadi hal yang kerap dirindukan. Ketika kita lelah, stres, dan kewalahan oleh kebisingan dan polusi kota, kehidupan pedesaan menjadi satu-satunya jenis 'surga' yang tersedia bagi orang-orang yang mencari kedamaian, ketenangan, keindahan, dan harmoni. Meski sering dianggap membosankan dan monoton, kenyataannya, kehidupan pedesaan menyegarkan dan lebih berwarna bagi Kiran. Kehidupan di desa yang lebih dekat dengan alam, selalu riang dan menenangkan pada saat bersamaan.

Kini, didalam sebuah klinik Kiran bersama dengan semua sahabatnya yaitu Kayla, Dinda, Tomi dan Brian. Tentunya kalian rindu bukan? Dengan kekonyolan Tomi, Kayla yang selalu heboh dan marah saat Tomi mengganggunya, Brian yang menambah masalah Kayla juga Tomi, dan Dinda yang pemberi nasihat juga menjadi penonton yang damai. Jika salah satu dari mereka pergi, persahabatan mereka tidaklah lengkap.

"Guys! Weekend kita liburan yuk!" ujar Kayla dengan semangat.

"Udah deh, kamu selesain dulu itu perbannya. Kasian tau orangnya udah nungguin."

"Hehe, maaf Ran. Mas, kalo sakit bilang ya," ucap Kayla pada salah satu pasien kecelakaan tunggal yang tidak terlalu parah.

"Iya, Kak," jawabnya dengan logat Batak.

"Kak? Bahasa Bataknya aku cinta kamu apa Kak?"

"Hmm maaf Mas, gak tau."

"Holang rohakku tu ho!!! Hihiyyyy!"

Semua yang ada disitu tersentak dan melihat ke arah lelaki dengan rambut keriting dan pendek yang sedang menggoda Kayla. Mau tahu ekspresi Kayla? Kayla menatap lelaki itu tajam dan ia sedikit menekan luka lelaki itu.

"Aww.... Sakit Say."

"Dah siap, silahkan pulang."

Kayla menggidikan bahunya geli, sementara Tomi yang melihat kejadian itu tertawa riang. Ternyata ada seseorang yang membuat wajah Kayla menjadi marah seperti itu. Kayla memang pribadi yang mudah marah, apalagi jika lelaki itu mencoba menggodanya dengan lelucon murahan, ingin sekali Kayla menendang tulang keringnya.

"Cie.... Cowo baru ya Kak? Hahah," ejek Tomi sembari mencolek dagu Kayla.

"Diem ya!" balas Kayla sinis.

"Kay, Kay, jangan seneng dipanggil Say, Say itu kepanjangan dari SAYTHON!!! HAHAH." sungguh kali ini Tomi dapat tertawa dengan sangat puas dihadapan Kayla dan membuatnya semakin murka, Tomi suka saat-saat seperti ini.

"Heh Tomi! Jangan gitu dong, gak baik. Eh.. tapi apa bener itu kepanjangannya?" kata Dinda polos.

"Sama aja Lo pada! Gabung sono!"

"Hahah lucu bgt deh Kayla kalo lagi marah, ya kan Ran?"

"Iya."

Namun Kayla tidak memperdulikan perkataan yang lainnya ia menghampiri Kiran yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Ran... Liat tuh mereka ngejekin aja loh Ran."

"Udah-udah kok berantem sih, Tomi! Kamu nih yang memperbesar masalah."

"Lah kok gue sih Ran, Kayla aja yang lemah."

"Minta maaf!"

"Ran... Gue?"

"Terus siapa lagi?"

Dengan wajah cemberut Tomi berjalan menuju Kayla dengan menatap sinis Kayla, sementara Kayla menampilkan wajah mengejeknya.

"Maaf...." ucap Tomi ketus.

"Haha iya Say," balas Kayla.

"Ran, Lo liat nih temen Lo."

Lihat selengkapnya