Membosankan
Hening
Jarang ngobrol
Tiga hal yang menggambarkan sosok Neysa Oktavia. Gadis yang selalu duduk di bangku paling belakang dan jarang bergabung dengan teman-teman di kelasnya.
Meskipun dikenal jarang ngobrol Neysa memiliki otak cukup cerdas hingga tak jarang banyak yang mendekati jika ada butuhnya saja.
Lihatlah sekarang! Anggun teman sekelasnya, dengan santai menyalin catatan PR Neysa lalu pergi begitu saja setelah selesai. Neysa sudah biasa. Ia sebenarnya ingin sekali seperti mereka yang bisa berbaur sampai tertawa-tawa sambil mengobrol topik apa saja tapi Neysa tidak bisa seperti ada hal yang membuatnya terkurung. Ia takut, takut untuk memulai sebuah perkenalan atau mereka malah memandangnya aneh.
Sudah dua tahun ia ada di SMA Gelatik namun masih saja terasa asing saat berada di sana.
Seperti biasa ia hanya duduk sendirian di bangku halaman sekolah menghadap pepohonan ditemani buku hasil pinjaman di perpustakaan.
Neysa berdehem singkat siapa tahu suaranya hilang karena jarang sekali ia bicara di sekolah.
Baru saja akan mengucapkan kata dari bacaan yang dipegangnya seseorang duduk di sebelahnya. Neysa yang tak banyak bicara hanya diam tanpa berniat melirik namun dari tangan yang tersampir di pundaknya secara tiba-tiba akhirnya ia melirik siapa pemilik tangan jahil itu.
Dari sepatunya Neysa yakin dia adalah seorang cowok lalu terus hingga wajah mereka bertemu. Cowok itu tersenyum melambaikan tangannya membentuk finger love.