Ekhm
Suara deheman tapi jatuhnya malah lebih mirip keselek duri ikan terdengar nyaring.
Reno mengenal deheman itu dan tebakannya benar siapa lagi kalau bukan Gisha Ranendra. Mata Gisha seolah dapat menghanguskan Reno ditempatnya saat ini juga. Reno segera menjauh dari Neysa lalu kabur dari sana tanpa permisi.
Endi tertawa penuh kemenangan sementara Denaya sedih karena Reno pergi begitu saja. Ia keluar dari kelas menyusul Reno.
Gisha duduk di bangku lalu memutar tubuhnya agar menatap Neysa yang lagi-lagi diam sambil membaca novel. Merasa di perhatikan Neysa meninggikan novelnya hingga wajahnya tertutupi.
Gisha menekan ke bawah buku novel yang Neysa pegang dan tersenyum simpul.
"Lo gak di apa-apain kan sama dia?" Gisha bertanya dengan nada khawatir.
Neysa menggeleng pelan.
"Gue gak tau gimana cara lo ngobrol banyak ke gue tapi... apa lo mau kasih tau caranya?" lagi Gisha bertanya namun Neysa kembali lagi fokus ke bukunya.
Gisha menghembuskan napas berat. "Susah bener ya cuma ngajak lo ngobrol. Kalau gitu gue keluar dulu dan jangan kangen, soalnya pasti gue balik lagi, bye!" Gisha melayangkan kiss jauh menggunakan tangannya untuk Neysa.
Diam-diam Neysa tersenyum tipis lalu senyuman itu pudar sebelum ada yang melihatnya.
Gisha sedang berada di ruangan Paskibra setelah melakukan rapat di sana. Yang tersisa cuma dirinya jadi bisa bersantai tanpa ada yang mengganggu. Gisha belum bertemu Adam, Helmi ataupun Reno. Ia yakin kalau Reno berusaha menghindarinya karena kejadian tadi pagi, lagipula Gisha tidak marah cuma kesal saja Reno senderan di bahu Neysa. Tentu saja Gisha juga mau seperti itu tapi takutnya Neysa malah lebih menjauh darinya atau bahkan tak sudi melihat wajahnya yang tampan lagi.
Pintu ruangan Paskibra terbuka begitu saja menandakan ada yang masuk tapi tidak menerapkan sistem sopan santun di dalamnya.
"Gis, lo di dalem?" tanya Helmi mencari-cari keberadaan Gisha. Kebetulan Gisha berada di ruangan yang tertutup gorden jadi susah memastikan ada orang atau tidak.
Karena tak kunjung mendapat jawaban Helmi menutup kembali pintu memilih mencari di tempat lain.
"Gimana, ada gak si Gisha?" tanya Adam bersama Reno menunggu Helmi di kantin sambil ngemil kacang.
Helmi duduk menyeruput es teh yang tersaji di depannya hingga tandas membuat Adam melotot tajam dan terpaksa mengikhlaskan kepergian sang es teh segar yang belum ia teguk sedikitpun.
Helmi merasa lebih segar setelah minum. "Gak nemu," jawabnya sambil menyambar cemilan dari tangan Adam.
Adam melempar kulit kacang ke arah Helmi berkali-kali. "Lah, katanya ada di ruang Paskibra habis rapat."
"Lo gak percaya? sono cari sendiri di sana," balas Helmi memilih tidak peduli dirinya dilempari kulit kacang terus-menerus.
Reno yang dari tadi hanya diam saja mengundang tanya dari Adan dan Helmi.