Kegiatan kebersihan SMA Gelatik membuat jam pelajaran terganggu sehingga hanya beberapa kelas saja yang di datangi guru.
Neysa seperti biasa membaca buku-buku sesekali mengecek ponselnya karena jawaban tidak ditemukan dibuku.
"Ney!"
Kembali, suara Gisha menyapa pendengaran Neysa. Gisha itu selalu saja memanggil kalau bertemu, memang tidak ada orang lain yang bisa Gisha panggil selain Neysa.
"Kenapa lagi?" tanya Neysa sedikit kesal.
"Kangen," jawab Gisha enteng.
Satu kalimat membuat Neysa terpaku sesaat tapi buru-buru bersikap seperti biasa, datar.
"Gak baper gitu?" Gisha bertanya memperhatikan wajah Neysa tak bereaksi sama sekali.
Neysa hanya menggeleng.
Gisha mencebik tapi senyumannya terbit.
"Gue yakin lo baper," bisiknya lalu pergi bergabung dengan Endi dan kawan-kawan.
"Nggak! aku gak boleh baper," lirih Neysa mengembuskan napas perlahan supaya tetap tenang.
Semua ekstrakulikuler diliburkan hari ini dan itu kabar gembira untuk Neysa juga murid-murid yang malas ikut kegiatan eskul. Neysa berjalan dengan ceria tapi harus terhenti saat sosok Gisha menghadang jalannya.
Ada apalagi dengan cowok ini?
"Mau bareng gak?" Gisha menawarkan dengan kunci motornya yang diputar-putar di depan Neysa.
Neysa mengernyit lalu menggeleng tentu saja menolak tawaran dari Gisha lagipula banyak siswa-siswi berlalu-lalang.
"Lumayan loh tumpangan gratis," lanjut Gisha tak menyerah membujuk agar Meyda menerima tawarannya.
"Gak perlu rumahku deket kok."
"Deket? Seberapa deket?" tanyanya maju selangkah membuat Neysa mundur.
"Deket pokoknya, sana kamu pulang duluan aja," usir Neysa sudah tidak tahan berlama-lama berhadapan dengan Gisha.
"Yakin gak mau di anterin?" Gisha menaik-turunkan alisnya. "Ayolah sekali ini aja!" pintanya.
Daripada semakin lama berurusan dengan Gisha, terpaksa Neysa mengiyakan permintaannya. Tentu saja Gisha senang dan saking senangnya sampai lupa Neysa belum naik ke atas motornya.
"Dia niat gak sih nganterin aku? Kan aku belum naik," gerutu Neysa mencak-mencak dan berjalan agak cepat untuk pulang.
Gisha belum menyadari bahwa Neysa belum naik ke motornya hingga suara klakson mobil Adam membuatnya harus menepi sebentar.
"Hati-hati senyam-senyum sendiri, bahaya!" peringat Reno lalu menyeruput es teh dengan bangga.
"Iya tumben senyum-senyum, ada apa gerangan?" tanya Helmi bingung.
"Gak liat gue bawa siapa?" Gisha malah terlihat menyombongkan diri.
Ketiganya menoleh ke belakang jok Gisha dan tidak melihat siapa-siapa disana.
"Siapa?" tanya Adam bingung sampai keluar dari mobil untuk memastikan apa yang dibawa Gisha di jok motor.
"Astaga nyebut, Gis!" Reno memperingatkan.
Gisha tidak terima. "Maksud kalian apa? gue nganterin Ne..." Begitu menoleh ke belakang benar-benar tidak ada Neysa disana.
"Nenek gayung?" tebak Helmi membuat Adam dan Reno tergelak.