Jejak Rasa

Yaraa
Chapter #9

Chapter #9 - Gosip

Gisha berkumpul bersama anggota Paskibra tanpa Neysa. Sekeras apapun ia membujuk tetap saja Neysa bisa menolaknya.

Sedangkan Neysa asyik mencari buku di perpustakaan tak sengaja mendengar kumpulan cewek sedang membicarakan kedekatan dirinya dengan Gisha. Neysa tentu saja terkejut bisa-bisanya siswi disana menjadikannya bahan gosip. Lebih baik Neysa mempercepat mencari buku yang akan dipinjam daripada terus mendengarkan obrolan berbau gosip itu.

"Tuh kan aku jadi terkenal gara-gara deket sama Gisha," rutuk Neysa menyesal.

"Ney, habis darimana?" bukan Gisha kali ini tapi Reno Satria yang muncul.

"Dari perpus," jawab Neysa canggung.

"Oh mau bareng gak jalan ke kelasnya?" tawar Reno tersenyum simpul.

Neysa menggeleng pelan. "Nggak usah aku duluan." Tolaknya lalu berjalan agak cepat untuk mengindari Reno.

"Mawar, lo emang cewek yang spesial." Reno memperhatikan Neysa yang menjauh.

Helmi menepuk pundak Reno. "Gue cariin juga, gue butuh perban," pinta Helmi layaknya menagih hutang.

Reno mengernyit heran tidak melihat luka apapun di tubuh Helmi. "Buat apa?" tanyanya.

"Gue mau pura-pura luka di tangan, mana perbannya?" tagih Helmi tak sabar.

Reno menoyor kepala Helmi. "Gue bukan toko perban kalau lo butuh cari di UKS, sana!" suruh Reno.

"Temenin dong gue gak enak sendirian kesana."

"Ogah mending gue cari si Adam," balas Reno melenggang pergi.

"Lo emang gak setia kawan!" seru Helmi kesal tapi tetap mengikuti kemana Reno pergi.

Reno tak mempedulikan ucapan Helmi yang terus menumpahkan segala kekesalannya. Ia lebih fokus mencari keberadaan Adam atau Gisha yang lebih waras dari Helmi.

Gisha selesai rapat sedang mengunci pintu ruangan. Ia di suguhkan pemandangan Reno dan Helmi tengah berdebat menuju ke arahnya.

"Udah gede malu sama umur," cibir Gisha.

Reno menunjuk Helmi. "Nih si Helmi mau pura-pura luka terus minta perbannya ke gue, emang gue tukang jualan perban."

"Gue cuma minta perban terus minta di anterin ke UKS dia malah marah sama gue. Marahin Gis, marahin dia!" bela Helmi tak mau disalahkan.

"Kok jadi gue yang salah? marahin dia Gis, jangan gue." Reno membela diri.

"Kalian bikin gue pusing terserah mau kalian jungkir balik, kayang atau apapun gue gak peduli!" Gisha agak stress melihat perdebatan antara Helmi dan Reno.

Reno dan Helmi kompak mengejar Gisha yang meninggalkannya.

Neysa masuk ke kelas dan teman-temannya didalam memberi tatapan menusuk padanya. Ia tidak tahu apa kesalahannya namun tahu pasti tentang gosip itu. Gosip kedekatan Neysa dan Gisha pacaran diam-diam.

Ingin sekali Neysa mengkonfirmasi bahwa gosip itu tidak benar tapi cara menyampaikannya ia bingung. Mungkin Neysa kali ini hanya bisa diam saja mengunci rapat telinganya menganggap omongan itu hanya angin lalu. Ia yakin lambat-laun berita itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu.

"Gue ikut ke kelas lo, Gis. Siapa tau ada yang terpesona sama kegantengan gue yang penuh kearifan lokal," ungkap Helmi menyugar rambutnya seolah dirinya menjadi cowok paling tampan se-dunia.

"Gue gak yakin," timpal Gisha.

Lihat selengkapnya