Ina meminta maaf kepada Neysa soalnya ia tidak tahu menahu tentang permasalahannya. Untungnya Neysa memaafkannya, ia kapok, tidak ingin ikut campur lagi masalah kakaknya ataupun cowok ganteng yang bersama sang kakak. Meskipun Ina akui cowok itu ganteng mirip artis di acara televisi kesukaannya.
"Kak Neysa!" panggil Ina riang duduk di tepi kasur.
"Ada apalagi?" tanya Neysa menghentikan mengerjakan pr-nya.
"Mau tanya dong, cowok tadi alias kakak ganteng tadi itu masih banyak gak di SMA Gelatik?" Ina bertanya penuh semangat.
"Maksudnya?" bingung Neysa belum mengerti.
"Di SMA Gelatik banyak cowok gantengnya ya kak?" Ina mengganti pertanyaannya.
"Nggak juga."
"Ih Kakak aku serius kali jawab yang bener."
"Iya mungkin."
"Kok kakak jawabnya gitu banget, oh kakak gak rela ya kakak ganteng tadi malah suka sama aku?" tebak Ina mulai curiga.
"Ngaco kamu, sana kerjain PR! jangan cogan-cogan terus dipikiran kamu," usir Neysa tak tahan mendengar pertanyaan Ina yang membahas cowok.
"Kayak tau aja kakak bentuk cogan," cibirnya.
"Tau kok yang wajahnya bikin kamu jerit-jerit kan?" seingat Neysa kalau Ina nonton terus ada cowok gantengnya pasti histeris kayak orang kesurupan.
Ina menutup wajahnya. "Jadi malu hehehe."
"Sana kerjain PR! belajar yang bener!" suruh Neysa tegas. Ia tidak mau Ina malah memikirkan cowok ketimbang pelajaran yang seharusnya diprioritaskan.
"Siap kakakku!" jawab Ina patuh keluar dari kamar untuk menjalankan perintah.
Gisha Ranendra: Gue jemput
Pesan itu baru saja diterima saat Neysa hendak tidur. Gisha itu aneh sudah tahu rumah Neysa jaraknya dekat dari sekolah eh malah mau dijemput.
Neysa Oktavia: Gak usah, sayang bensin kamu
Gisha Ranendra: Sayangnya ke gue aja jangan ke bensin kalau bensin bisa gue beli banyak sampai SPBU-SPBU-nya gue beli deh
Neysa Oktavia: ?
Gisha Ranendra: Yahhh mulai deh juteknya keluar
Neysa Oktavia: Tidur jangan lupa mimpiin aku
Gisha Ranendra: always
Neysa Oktavia: tadi bukan aku yang bales tapi adik aku
Jangan geer