Gisha sedang berbincang dengan seorang siswi cantik lalu siswi itu dirangkul supaya berjalan beriringan dan kejadian itu tak luput dari pandangan Neysa yang kebetulan lewat menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku.
Neysa merasa... ah sudahlah! ia tak mau memikirkannya lagi. Memang siapa dirinya? Bukankah Gisha itu tak lebih dari seorang teman, jadi mau dekat dengan siapapun atau punya pacar pun Neysa tidak boleh marah apalagi cemburu. Ia melanjutkan lagi berjalan ke perpustakaan setelah Gisha menjauh dari sana.
Neysa mengisi absen pengembalian buku lalu kembali meminjam buku yang lain dan pilihannya jatuh pada buku tentang pengetahuan umum. Saat hendak mengambil, sebuah tangan juga ikut mengambil buku itu secara bersamaan hingga Neysa memilih mengalah mempersilahkan tangan asing itu mengambilnya.
"Ambil aja!" titah suara itu terdengar.
Neysa mengangkat wajahnya melihat pemilik tangan asing mengambil buku pengetahuan umum itu malah menyodorkan padanya.
"Gak usah, kamu aja," tolak Neysa tak enak pada Reno.
Reno meraih tangan Neysa, menyimpan buku itu disana.
"Buat lo, gue mau cari buku lain kok." Reno tersenyum tipis.
Neysa tersenyum kikuk menerima buku itu lalu pamit keluar dari perpustakaan.
Anggun tiba-tiba saja datang bersama Syeril menghentikan langkah Neysa.
"Mau kemana lo?" tanya Anggun ketus.
"Ke kelas, kenapa Anggun?" jawab Neysa berusaha tersenyum ramah walaupun ingin cepat-cepat sampai kelas.
"Gue sama Syeril baru beli jam tangan ini edisi khusus, keren gak?" tanya Anggun meminta pendapat Neysa.
Neysa melihat jam tangan Anggun takjub lalu tersenyum, "iya cocok sama kulit kamu," jujur Neysa.
"Iya dong mahal ini," Anggun memamerkannya seolah Neysa pasti tak mampu membeli. "Yuk, Ril! kita ke kantin aja eh karena ada lo bisa titip beli gak?" Anggun melirik Neysa malas menyodorkan uangnya.
"Aku mau ke kelas," tolak Neysa sedikit trauma jika pergi ke kantin SMA Gelatik apalagi banyaknya sudah seperti berada di pasar malam.
"Emang ada apa sih di kelas? Gisha? gak pantes tau dia deket sama lo," cibir Anggun kesal permintaannya ditolak.
"Dia deket sama Gisha?" tanya Syeril pada Anggun lalu memandang Neysa sinis.
"Iya kayak dunia milik berdua kalau udah ketemu," sindir Anggun sarkas.
"Mending kita ke kantin sendiri deh ngapain nitip sama dia palingan bikin lama terus pesenan kita salah lagi," lanjut Anggun ketus diikuti Syeril terkekeh sinis mengabaikan keberadaan Neysa yang terhenyak mendengar sindiran keduanya.
Anggun kamu kok gitu sih ngomong-nya, apa salah aku?
Neysa menatap sendu kepergian Anggun juga Syeril bahkan mereka berdua malu dekat-dekat dengannya. Apalagi pertemanan Gisha dengan Neysa di cap tak pantas oleh keduanya membuat hati Neysa tak baik-baik saja.