Jejak Rasa

Yaraa
Chapter #21

Chapter #21 - Harapan

Gisha merasa bersalah pada Neysa namun tidak ada pilihan lain saat itu, jadi dia mengakui Neysa sebagai pacarnya di depan kedua orangtuanya. Ia yakin Neysa pasti merasa diberi harapan tapi sebatas harapan palsu.

Kirana melihat Gisha di depan ruangan lalu duduk di dekatnya.

"Gis, gak masuk kelas?" tanya Kirana.

"Gisha!" panggil Kirana agak keras.

"Lo manggil gue? Ada apa?" tanya Gisha terkejut.

"Kamu gak masuk kelas?" ulang Kirana.

"Gue pengen disini," jawab Gisha melihat ke depan.

"Aku temenin ya, siapa tau kamu kesepian." Kirana tersenyum simpul.

Gisha tak menjawab hanya diam sambil memainkan pulpen ditangannya. Pikirannya sedikit kacau dan bingung harus berbuat apa.

"Gisha, kamu mikirin apa sih?" Kirana kembali bertanya karena Gisha tak kunjung bicara.

"Nggak, lo kenapa masih disini?" ucap Gisha tak suka.

"Kamu mikirin apa coba cerita aja sama aku," tawar Kirana siap mendengarkan.

"Gue gak papa, lo bisa pergi!" bentak Gisha emosi.

Kirana tersentak dan Gisha yang menyadari telah membentak segara meminta maaf.

"Sorry! gue gak maksud ngebentak lo." Gisha tadi kelepasan bicara dan lupa bahwa didepannya seorang perempuan.

Anggun dan Neysa mencari-cari keberadaan Denaya namun penglihatan Neysa terhenti pada sosok Gisha yang menyentuh kedua bahu Kirana. Mereka berdua terlihat... cocok. Lalu kenapa Gisha seolah memberikan harapan pada Neysa?

Neysa memalingkan wajah dari pemandangan menyakitkan mata serta hatinya itu bahkan meneguk ludah pun terasa sulit, sakit rasanya.

"Kayaknya Denaya di perpustakaan deh," kata Anggun menunjuk perpustakaan yang belum di cek oleh keduanya.

Neysa mengikuti Anggun tanpa banyak bicara.

***

Neysa sudah mengantar Anggun pada Denaya dan sekarang ia berada di taman memperhatikan gelang mutiara yang Gisha berikan.

"Ney, jangan masuk dulu!" cegah Gisha dan turun dari motornya.

Neysa tidak jadi masuk ke dalam rumahnya menunggu apa yang Gisha utarakan padanya.

"Coba liat tangan lo!" pintanya membuat Neysa was-was.

Neysa menyembunyikan tangannya. "Buat apa?"

Gisha terkekeh geli. "Gak usah takut gitu kali emang mau gue mutilasi tuh tangan."

"Siapa tau pikiran orang kan gak bisa ketebak," sahut Neysa masih tak percaya.

Lihat selengkapnya