Meskipun bukan nama Neysa yang terpilih menjadi perwakilan eskul bulu tangkis di kancah perlombaan. Neysa tetap senang dan mendukung, siswi itu yang tak lain adalah Rere. Namanya telah di tulis di mading sekolah sehingga tak sulit untuk mendapatkan berita itu.
"Selamat ya, Re!" ungkap Neysa senang menjabat tangan Rere tentu membuat Rere tenang mendengarnya.
Neysa menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat pada Rere lalu berdatangan murid-murid lain juga melakukan hal yang sama. Rere senang perjuangannya untuk menjadi atlet akhirnya tercapai tak lupa ia bersyukur atas keberhasilannya.
"Ney, karena gue terpilih gue mau traktir lo makan di kantin," ujar Rere setelah diberi ucapan teman-temannya.
"Kamu yakin?" Neysa ragu bisa makan di kantin SMA Gelatik karena ramainya sudah membuat Neysa mundur perlahan.
Rere mengangguk. "Iya! lo mau makan apa aja gue bayarin tapi ini eksklusif cuma buat Neysa Oktavia cahabat gue tercinta," lalu mencubit pipi Neysa gemas.
Neysa mencebik kesal, pipinya seakan terlepas dari wajahnya. "Tapi bener ya awas kalau ujung-ujungnya aku yang harus bayar sendiri," kata Neysa memperingatkan takut Rere berbohong.
"Beneran Ney, gue nggak lagi bercanda ini." Rere merangkul Neysa agar segera pergi ke kantin.
Dan benar, disinilah Neysa bersama Rere menikmati semangkuk mie ayam spesial tak lupa jus buah naga menjadi pelega dahaga setelah makan.
"Gimana enak kan?" tanya Rere sambil menuangkan beberapa sendok sambal di mie ayamnya yang sudah berkuah merah karena saos tomat.