Sudah beberapa hari, Neysa tak pernah melihat Gisha lagi di kelas 12 IPA satu. Dia cuma bisa melihat Gisha bersama Kirana atau teman-temannya di lingkungan sekolah. Itu pun Neysa melihatnya dari kejauhan jikalau akan berpapasan Neysa akan putar balik arah dan benar-benar menghindar dari pandangan Gisha.
Anggun sekarang tak lagi merasa sendirian ataupun asing di kelas. Ia sibuk berinteraksi dengan teman-temannya yang sudah lama tak bertegur sapa karena masalah yang Anggun ciptakan.
Kalau Neysa seperti biasa diam dibangkunya tanpa ada satu teman pun disisinya. Ia sudah biasa dan harus terbiasa apalagi memang keadaannya yang tak pandai bersosialisasi dengan baik sehingga menyulitkan dirinya untuk mendapatkan teman. Jikalau Neysa belajar dari Anggun cara mudah mendapatkan teman adalah dengan 'bicara' terlebih dahulu namun tak mudah bagi Neysa menerapkan hal itu. Ia lebih suka diam kalaupun bicara itu harus ada tujuan atau memang keadaan memaksa untuk bicara.
"Ney sini gabung jangan sendirian disana," ajak Anggun melambaikan tangannya agar Neysa bergabung.
Neysa tersenyum. "Gak papa kok," jawabnya seolah baik-baik saja.
Anggun yang tak tahan melihat Neysa hanya jadi penonton obrolan teman sekelasnya lalu menarik Neysa agar bergabung dan duduk di sebelahnya.
Neysa sesekali tersenyum mendengar berbagai obrolan yang di lontarkan oleh teman-temannya. Ia lebih memilih menjadi pendengar daripada bercerita.
"Ney ceritain dong kisah lo apa aja deh kita dengerin," pinta Anggun.
Neysa melihat beberapa teman-teman kelasnya dan Anggun sangat menunggu dirinya bercerita namun Neysa tidak bisa sehingga jawabannya gelengan kepala saja.
"Masa gak ada hal yang bisa diceritain sih, gak asik!" kata Denaya malas.
"Yaudah, gak papa Ney," hibur Anggun memaklumi.