Gisha di kunjungi Adam, Helmi juga Reno ke rumahnya karena akhir-akhir ini tak bisa bertemu Gisha di lingkungan sekolah kalaupun melihat hanya sekedar menyapa saja tidak seperti biasanya.
"Gisha brother!" sapa Helmi sok Inggris mendekat pada Gisha di ruang tamu.
"Untung Tante Anin gak ada," tambah Adam was-was.
"Iya, kalau ada bisa malu gue punya teman macem dia," sahut Reno ikut mendekat.
"Heh gue denger ya omongan lo berdua. Awas aja, gue gak kasih contekan baru tahu rasa," ancam Helmi kesal.
"Untung gue gak satu kelas sama lo." Adam duduk di sofa dengan santainya.
"Gue becanda ikut-ikutan si Adam noh, lo tetep kasih gue contekan ya?" pinta Reno khawatir karena Helmi satu-satunya kunci jawaban saat ulangan harian di gelar.
"Ogah!" tolak Helmi ketus.
Adam tertawa puas. "Syukurin si Helmi ngambek, Ren!"
Reno menyalahkan Adam. "Gara-gara lo nih!" lirihnya meminta bantuan pada Gisha tapi Gisha mengangkat tangannya seolah tak mau ikut campur.
Gisha dan Adam memilih bermain PS daripada melihat perdebatan Reno dan Helmi terus saja berlanjut tanpa ada yang mau mengalah atau minimal berhenti.
"Gis, kemana Pak kepsek?" tanya Adam disela bermain PS.
"Pak kepsek?" bingung Gisha.
"Keselek maksud lo?" timpal Reno sambil ngemil kacang kemudian berebut dengan Helmi.
"Maksud gue bapak lo Gishaa," ralat Adam gemas masa iya Gisha langsung lupa ingatan mengenai jabatan bapaknya sendiri.
Gisha mengangguk paham. "Dia lagi ada di luar kota sama mama gue juga."
"Kasihan sendirian terus," ucap Helmi mendapatkan pelototan tajam dari Gisha.