Jatuh cinta adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya, kadang jatuh cinta bisa membutakan sosok yang merasakannya hingga tak sadar akan logika. Ada istilah cinta pada pandangan pertama, konon katanya ada pula cinta yang bisa tumbuh, mekar hingga bersemi dari sekali pandang, Adi contohnya. Adi menemukan cinta pertamanya saat ia duduk di kelas satu Sekolah Dasar (SD), Adi mengaku terpukau dengan Angel, seorang gadis kecil berkulit putih dengan rambut beregelombang kala itu, dari sekian banyak gadis kecil di waktu itu, pandangan Adi tak bisa teralihkan dari sosok Angel.
Tapi selama bersekolah apalagi masih SD, Adi pun memendam dalam perasaannya terhadap Angel itu, namun sesekali Adi curi-curi pandang hingga menggoda Angel demi bisa lebih dekat dengan pujaan hatinya itu. Waktu pun berjalan begitu cepat, sampai pada suatu ketika Adi dan Angel pun lulus dari SD, keduanya pun melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sekolah yang berbeda. Meski kini keduanya berbeda sekolah, rupanya Adi memiliki cara untuk lebih dekat dengan Angel.
Saat itu sosial media Facebook sedang marak diperbincangkan, hampir semua orang di saat itu menggunakan Facebook, pun juga dengan Adi. Alhasil ia pun penasaran dengan akun Facebook milik Angel, berbekal nama lengkap Angel yang sudah lekat dalam ingatannya, Adi pun mencari Facebook milik gadis yang selama ini ia idam-idamkan.
"Angelica Bianca Rivagtyas," tulis Adi dalam mesin pencariannya.
Rupanya mesin pencari tidak menemukan satu pun akun terkait nama itu. Tak patah semangat, Adi pun masih mencoba menemukan akun Facebook milik Angel.
"Angelica Rivagtyas," tulisnya lagi.
Yaps, berhasil, mesin pencari menemukan satu akun atas nama Angelica Rivagtyas. Benar saja itu akun milik Angel. Tak pikir panjang Adi langsung menambahkan akun Angel sebagai teman, dan kini tinggal tunggu Angel mengkonfirmasinya. Setiap hari Adi selalu memantau Facebooknya dengan harapan Angel bisa mengkonfirmasi pertemanan yang ia layangkan, namun hingga dua bulan setelahnya, Angel belum juga mengkonfirmasi.
Suatu ketika, Adi masih terjaga hingga pukul 24.00 WIB, masih dengan komputer di hadapannya, Adi iseng update status di Facebook-nya, namun betapa terkejutnya dia tatkala melihat pemberitahuan ANgel telah mengkonfirmasi permintaan pertemanannya, bahkan saat itu Angel terlihat masih online.
"Hai," bunyi pesan Adi ke Angel.
"Halo," balas Angel saat itu juga.
Adi pun mulai basa-basi dengan menanyakan kabar Angel, maklum keduanya sudah tak bertemu sejak lulus SD, artinya sudah hampir dua setengah tahun keduanya tidak bertemu. Tapi sayangnya Adi harus menelan kekecewaan saat tiba-tiba Angel memutuskan untuk offline, alhasil pesan Adi itu pun tak terbaca oleh Angel berminggu-minggu lamanya. Hal itu pun membuat Adi galau tentunya, setiap hari ia pun rajin mengecek Facebook untuk melihat balasan dari Angel, namun sayangnya penantian Adi itu nihil.
Satu waktu Angel pun memposting soal kegiatan try out yang akan digelar di salah satu SMA ternama di kota mereka, kegiatan itu dirasa cocok untuk siswa kelas tiga SMP yang akan menempuh Ujian Nasional. Melihat unggahan itu, Adi pun berminat untuk mengikutinya.
"Kamu ikut tryout-nya Angel?" tanya Adi lagi lewat inbox.
"Iya Adi, ikut yuk," balas Angel.
Mungkin ini momen yang pas untuk semakin dekat dengan Angel.
"Boleh, nanti aku daftar ya," kata Adi lagi.
"Mau sekalian nggak, ini aku baru mau daftar, takutnya kalau nanti-nanti kamu nggak kedepatan," ujar Angel.
Merasa tak mau menyia-nyiakan kesempatan Adi pun menerima tawaran Angel tersebut.
Sampai akhirnya momen tryout yang ditunggu pun tiba, Adi sengaja datang lebih awal agar bisa bertemu dengan Angel, tapi sayangnya menjelang waktu try out dimulai Angel belum juga datang. Sebelumnya, Adi sempat mengirimkan pesan lewat Facebook Angel, namun pesan itu belum juga dilihat. Bahkan Angel baru datang sesaat sebelum try out dimulai. Ruangan itu pun sangat hening ketika siswa-siswi mengerjakan latihan soal.
"Oke para peserta try out, waktu mengerjakan tinggal 10 menit," kata salah seorang petugas.
Mendengar kata itu, beberapa siswa termasuk Adi mengumpulkan pekerjaan mereka kepada penulis, saat melewati meja Angel, Adi melihat Angel masih mengerjakan beberapa soal terlahir dengan teliti, sontak saja ia pun memilih menunggu Angel di luar ruangan. Tak berselang lama, Angel pun keluar dari ruangan itu.
"Masih sama ya, tetap cantik," ucap Adi dalam hati.
"Angel," ucap Adi memanggil Angel.
"Hai," kata Angel.
"Kok tadi telat datangnya?" tanya Adi.
"Iya, ada masalah di jalan, mobil Papaku bocor, jadi sampai sini agak telat. Btw aku duluan ya, Papaku udah jemput," tukas Angel.
Adi pun agak merasa gagal mendekati Angel, dalam bayangannya hari ini ia bisa lebih lama mengobrol dengan gadis yang ditaksirnya sejak kecil itu, namun sayangnya keadaan berkata lain dan seluruh harapannya itu tidak terbukti. Tak menyerah begitu saja, Adi masih mencoba menghubungi Angel meski respons dari Angel terbilang cukup lama.
"Adi, maaf tadi kita nggak bisa ngobrol karena aku udah dijemput," tulis Angel pada inbox Adi.
"It's oke Angel," jawab Adi.
"Maaf juga ya balas inboxnya lama, kalau penting kamu bisa WhatsApp aku aja, ini nomornya, aku lebih sering buka WA daripada Facebook soalnya," kata Angel.
Kini keduanya pun berpindah ke WhatsApp untuk menjalin komunikasi, benar saja di aplikasi ini Angel respons lebih cepat pesan-pesan yang diberikan oleh Adi. Hampir setiap hari Adi dan Angel berkomunikasi untuk sekedar basa-basi, mereka membahas banyak hal yang kadang penting, dan kadang juga tidak penting hanya untuk menjaga agar tidak saling kehilangan kontak satu sama lain.
Namun sejauh ini, Angel belum mengetahui perasaan yang disimpan Adi untuk dirinya sejak SD, Angel hanya berkomunikasi dengan Adi sebatas menjaga hubungan antara ia dengan teman lamanya, sejauh itu Angel hanya menganggap Adi teman bertukar informasi soal pembelajaran, soal informasi sekolah lantaran keduanya sebentar lagi akan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Selain sekolah Angel juga aktif mengikuti ekstrakurikuler di sekolahnya, dalam seminggu beberapa kegiatan pun dijalani Angel, seperti karate, tari, dan berlatih piano, tak ayal kegiatan Angel dari pagi hingga menjelang magrib pun padat. Di luar dari kegiatan ekstrakurikuler, Angel juga masih harus les beberapa mata pelajaran di luar sekolah. Atas hal itu mungkin Adi cukup maklum Angel tidak bisa membalas cepat pesan yang dikirimkannya.
Namun sikap Angel itu tak sedikit pun membuat Adi jera, meski Angel slow respons Adi masih saja mengirimkan pesan untuk Angel. Di satu sisi Adi sedikit memahami bagaimana sikap Angel, menurut Adi, Angel merupakan gadis yang cuek dan enggan merespons pesan yang sekiranya kurang berbobot.
Berawal dari hanya memendam rasa, kini Adi dan Angel mulai menjalani cinta monyet di kelas 3 SMP, saat itu Adi pun mencoba mengungkapkan perasaannya pada Angel.
"Angel tahu nggak sebenarnya aku tuh udah suka kamu dari pas pertama ketemu," kata Adi dalam pesan singkatnya.
"Kapan?" balas Angel singkat.
"Hari pertama masuk SD, di situ aku lihat kamu beda banget dari temen-temen yang lain, so aku penasaran sama kamu," terang Adi.
"Tapi selama ini kamu biasa aja, bahkan aku nggak pernah sekali pun ngeliat kamu ada rasa sama aku," jawab Angel.
"Ya semua itu aku lakuin agar hubungan kita normal aja kayak temen biasa, takutnya kalau aku kasih tahu kamu soal perasaanku, kamu jadi jauhin aku," ungkap Adi.
Sambil meyakinkan Angel, Adi pun kembali mengungkapkan perasaannya lewat pesan singkat di waktu itu.
"Angel, sekarang kan kita bukan bocah lagi, kita udah remaja, dan rasaku ke kamu masih sama, mau nggak kamu jadi pacar aku," tanya Adi.
"Paling ini temennya Adi iseng kan bajak HP Adi?" balas Angel santai.
"Serius ini Adi, Angel, hari ini aja aku nggak masuk sekolah, aku di rumah, lagi sakit," kata Adi.
Ya saat itu Angel pun belum yakin dengan siapa sosok di balik pesan singkat itu, tapi karena Angel juga masih polos soal cinta, ia pun mengiyakan permintaan Adi tadi.
"Oke, boleh," jawab Angel.
"Maksudnya? mau jadi pacar aku?" tanya Adi mempertegas.
"Yes," timpal Angel lagi.
"Berarti kita resmi pacaran ya," ucap Adi.
Mungkin masa itu adalah masa di mana semua hal harus diumbar alias alay, setelah Angel resmi menerima cintanya, Adi pun buru-buru mengubah status Facebook-nya dari lajang jadi berpacaran.
"Aku boleh ubah status di FB nggak? jadi berpacaran gitu," tanya Adi lagi.
"Iya, boleh," terang Angel.
"Thanks My little Angel," tukas Adi.
Di zaman itu Facebok memang tempat untuk membagikan segala momen, di saat itu juga mungkin belum merasa geli ya kalau membaca status dengan tulisan yang alay.
Meski sudah berpacaran, hubungan Angel dan Adi saat itu tidak ada yang spesial sedikit pun, tentu saja tidak ada, keduanya kan berbeda sekolah, dan memiliki sederet aktivitas yang padat, alih-alih ketemu, seluruh waktu justru sudah dihabiskan di sekolah masing-masing. Hubungan itu hanya dijalin Angel dan Adi lewat sepatah dua patah kata dari pesan singkat yang mereka kirimkan, di saat itu Adi dan Angel juga belum memiliki banyak uang, bahkan tak jarang keduanya berminggu-minggu tidak berkomunikasi hanya karena tak mampu beli pulsa.
Kebiasaan itu pun akhirnya melunturkan komunikasi mereka, namun status hubungan antara Adi dan Angel pun menggantung hingga keduanya duduk di bangku SMA. Tidak ada kata putus, namun tidak ada juga komunikasi sebagai sepasang kekasih. Lokasi SMA Angel dan Adi memang tidak sama, tapi setiap pagi Adi selalu melewati depan sekolah Angel untuk menuju ke sekolahnya, dan saat itu pertama kalinya Angel mendapati Adi membonceng perempuan lain.
"Adi," ucap Angel saat menunggu bus pulang dari sekolah.
Saat itu Angel pergi ke sekolah naik kendaraan umum setiap harinya, tak sendiri Angel pulang dan pergi ditemani oleh sahabatnya, Lizza. Sejak duduk di kelas 10, Angel memang belum diizinkan orang tuanya untuk mengendarai motor, alhasil Angel dan Lizza pun harus menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke sekolah.
"Haa, siapa Ngel?" tanya Lizza.