Kini, hari yang dinantikan Angel pun tiba, di mana hari ini Adi pulang KKN, sedari subuh ia sudah tak sabar menantikan kepulangan kekasihnya itu, bahkan saat itu Adi berjanji setibanya nanti ia akan segera menemui Angel untuk membicarakan hal penting. Estimasi perjalanan Adi kira-kira memakan waktu enam jam kira-kira pukul 18.00 WIB, Adi dan Angel akan bertemu, keduanya pun telah merencanakan makan malam bersama. Namun sayangnya hari itu Angel dan Adi batal bertemu lantaran jadwal pulang Adi yang tiba-tiba diubah, meski kecewa, Angel masih menerima semua itu dengan lapang dada. Sempat berniat mengundur pertemuan di hari berikutnya, namun lagi dan lagi gagal, ternyata di hari setelahnya Adi mendadak sakit, alhasil keduanya baru bertemu tiga hari setelah Adi pulang KKN.
Angel dan Adi memutuskan bertemu di cafe dekat rumah Angel, keduanya bertemu tepat saat momen makan siang, sebelum bertemu kekasihnya, Angel pun terlihat riweh mempersiapkan diri, maklum sebulan lebih tak bertemu Adi, tentunya ia ingin terlihat cantik di hadapan kekasihnya itu. Angel pun mengenakan dress panjang berwarna hitam pemberian dari sepupunya beberapa waktu lalu, tak hanya itu, Angel juga mengenakan gelang baru yang dibelinya beberapa waktu lalu, selama ini Angel memang tidak pernah memakai gelang sama sekali, setelah berdandan cantik, Angel pun berangkat ke cafe yang telah mereka sepakati. Di sana Angel cukup lama menunggu Adi, Adi beralasan datang terlambat karena mau menservice ponselnya terlebih dahulu, perasaan campur aduk pun mewarnai Angel di saat itu.
Dari kejauhan, terlihat Adi berjalan menuju meja yang sudah dipesan Angel, saat itu Adi terlihat kerepotan membawa beberapa barang bawaannya.
"Sorry ya telat, tadi mampir service HP," kata Adi.
Namun Angel sedikit banyak membaca raut wajah Adi yang tak seperti biasanya.
"Are you oke?" tanya Angel.
"Yeah," jawab Adi singkat.
Di situ Angel melihat Adi sangat tidak tertarik dengan pertemuan mereka saat ini.
"Masih capek?" tanya Angel lagi.
"Myabe, nggak tidur semaleman," jawabnya sedikit ketus.
Angel pun seolah merasa bersalah memaksa Adi segera menemuinya. Sempat terdiam sejenak Adi pun akhirnya mencecar Angel dengan pertanyaan-pertanyaan yang sedikit ketus.
"Katanya mau jelasin kenapa tiap hari selalu marah-marah ke aku? capek tahu dengernya," ujar Adi sambil meminum es teh manis di hadapannya.
"Bisa nggak di mulai dengan pembahasan yang nggak begitu mencengkam? yang bahagia-bahagia dulu misalnya?" balas Angel.
"Oh kalau gitu aku aja yang memulai pembicaraannya," jawab Adi dengan nada benar-benar ketus.
Angel pun hanya bisa diam mendengar pernyataan Adi itu.
"Kita putus," tembak Adi.
Sontak saja Angel kaget dengan ucapan Adi barusan, setelah 45 hari LDR kata pertama yang keluar dari mulut Adi begitu melukai batinnya.
"Kenapa?" tanya Angel.
"Ya aku nggak mau, kamu tuh marah-marah terus, aku serba salah," beber Adi.
"Tapi kan berantem dalam sebuah hubungan hal yang wajar, terlebih kita LDR terus saat itu aku jg lagi PMS, emang kamu nggak bisa memaklumi?" tanya Angel.
"Tapi kamu udah kelewatan," timpal Adi.
"Ha? kelewatan apanya?" kata Angel.
Perdebatan hebat pun terjadi di antara keduanya, Angel pun merasa tak terima diputus sepihak oleh Adi.
"Nggak mau, orang tua kita udah sama-sama setuju Di, kamu mau nyaktin mereka?" tanya Angel.
"Apa bedanya putus nanti sama sekarang?" balas Adi ketus.
"Dulu kamu juga mohon-mohon balikan sama aku, kenapa tiba-tiba aku dibuang gitu aja?" seru Angel.
Adi terkesan tak acuh pada Angel saat itu, bahkan ia bergegas mengantar Angel pulang ke rumahnya.
"Ayo aku antar pulang," kata Adi.
"Nggak usah, masih mau di sini," jawab Angel.
"Ayo," seru Adi sedikit kasar.
"Nggak mau!" ucap Angel sambil berteriak.
Saat Adi menarik tangan Angel dan menyeretnya untuk pulang, Angel pun tiba-tiba jatuh pingsan.
"Astaga Angel," ucap Adi.
Mendapati Adi berusaha mengangkat tubuh Angel yang lemas, beberapa orang pun lari mendekat.
"Kenapa mas?" tanya seorang pria.
"Kayaknya masuk angin Pak," jawab Adi.
"Kalau begitu, dibaringkan di sini saja sambil dikasih minyak angin," ucap sosok tersebut.
Adi pun terus berusaha untuk membuat Angel sadar.
"Angel, Angel, Angel, denger suara aku, bangun ya," kata Adi.