Jejak Sampai ke Bintang

Gabriella Gunatyas
Chapter #7

Di Mana Hilangnya Cinta?

Meski saat ini Angel sudah merasa lebih lega, tapi hidupnya belum tertata seperti sedia kala, bahkan saat ini Angel bisa dibilang sedang menghadapi quarter crisis life. Saat ini Angel memang belum memiliki pekerjaan seperti teman sebayanya, hal itu bukan karena Angel yang malas mencari pekerjaan, setiap hari puluhan CV telah Angel kirimkan baik ke perusahaan asing mau pun perusahaan nasiona. Ia pun tak berkecil hati meski belum mendapatkan pekerjaan. Angel pun menjadikan waktu tersebut sebagai ajangnya untuk menambah skil.

Sampai suatu ketika teman kuliah Angel, Adam memberikan kabar gembira untuknya. Adam yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan production house pun menyarankan Angel untuk bergabung di perusahaannya, saat ini perusahaan milik Adam emang tengah mencari script writer, menurut Adam, Angel cukup mumpuni di bidang itu.

"Angel, kamu udah dapet kerjaan?" tanya Adam dalam pesan singkatnya.

"Belum kak, masih nganggur nih," kata Angel.

"BTW kantor aku lagi butuh script writer, coba masukin lamaran gih, siapa tahu rezeki kamu," jawabnya.

"Wah, iya kah? Oke kak, aku masukin lamaran ya, makasih banyak infonya," sambung Angel.

Mendapat informasi itu, Angel pun bergegas untuk mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke kantor Adam, dengan teliti ia membuat surat lamaran pekerjaan tersebut, ia pun membuat ulang CV-nya agar terlihat lebih menarik. Namun lagi dan lagi perjuangan Angel tidaklah instan, sebulan lebih sejak lamaran itu dikirim, perusahaan tempat Adam bekerja belum juga memberikan jawaban.

"Gimana Angel, udah kirim lamaran?" tanya Adam lagi sambil memastikan.

"Sudah Kak, cuma belum direspons," ungkapnya.

"Oh paling bentar lagi, soalnya tadi ada yang resign lagi," kata Adam.

Lantaran sering kali mengalami kegagalan, Angel pun sudah tak lagi ambisius, jika itu rezekinya maka Allah akan permudah, namun jika tidak, hati Angel pun sudah legowo. Benar saja apa kata Adam, tak berselang lama, Angel pun mendapatkan balasan email dari HR tempat Adam bekerja, isi email itu meminta Angel untuk interview secara online keesokan harinya. Berawal dari itu, jalan Angel pun seolah dipermudah hingga ia benar-benar diterima di kantor tersebut. Di kantor itu Angel pun mendapatkan teman baru yang sama-sama baru bergabung di perusahaan itu, Rifa namanya.

"Alhamdulillah akhirnya kerja kantoran juga, vibesnya bener-bener nyaman, impian aku banget," ucap Angel dalam hati.

"Hai, mbak nya karyawan baru juga ya?" tanya Rifa.

"Iya, kenalin, Angel," jawab Angel.

"Rifa," balasnya.

Di perusahaan ini Angel pun merasa cukup nyaman dengan lingkungan kerjanya, orang-orang yang ditemui Angel di sini pun baik-baik dan positive vibes, selain itu Angel juga menguasai job desknya dengan sangat baik. Maklum pekerjaan Angel ini sesuai sama passionnya, alhasil setiap hari ia bekerja dari hati. Meski statusnya saat ini masih karyawan PKWT, Angel pun menjalani pekerjaannya dengan sepenuh hati. Namun lagi-lagi ketenangan Angel diusik dengan mulut jahat tetangganya yang membandingkan hidupnya dengan hidup Adi dan Rose saat ini.

"Eh Angel, tumben banget di rumah ibu," kata sang tetangga.

"Iya tante, libur soalnya," jawab Angel.

"Kerja apa sekarang?" tanya tetangga lagi.

"Script writer di production house tante," jawab Angel.

"Oh, gede dong gajinya," ucapnya lagi.

"Alhamdulillah cukup buat hidup tante," balas Angel.

"Percuma sih Ngel, walaupun gaji besar tapi nggak tetap ya kapan aja bisa di cut, beda kalau PNS, gaji jelas tunjangan ada. Lihat tuh mantan kamu si Adi, udah PNS dia, istrinya juga lagi hamil, udah dimuliakan banget tuh istrinya nggak perlu kerja. Sedangkan kamu udah umur segini kerjaan belum mapan, belum nikah lagi, keburu jadi perawan tua kamu," kata sang tetangga.

Angel pun hanya terdiam mendengar ucapan itu, di sisi lain hatinya agak terkoyak tatkala mengetahui Adi begitu memuliakan Rose, berbeda dengan perlakuan Adi saat menjadi pacarnya dulu. Atas ucapan itu Angel semakin terpacu dalam kariernya, selain sibuk bekerja di kantor, ia pun melakoni beberapa pekerjaan sampingan yang penghasilannya nggak main-main. Dari keuletannya dalam bekerja Angel pun bisa melunasi rumah orang tuanya, membeli rumah dan apartemen untuk dirinya sendiri dan beberapa mobil yang dibeli Angel secara tunai, kini total penghasilan Angel pun menyentuh Rp 47 juta setiap bulannya. Meski demikian, ujian Angel terletak pada asmara, di usianya yang sudah menginjak 27 tahun Angel belum juga menemukan tambatan hatinya.

Bukan tanpa alasan Angel enggan membuka lagi pintu hatinya untuk laki-laki lain, di saat ini Angel pun sudah mapan secara ekonomi meski tidak berprofesi sebagai ASN, saking mandirinya Angel beberapa pria pun minder saat akan mendekatinya, alhasil, Angel pun kini gila bekerja demi mendapatkan pundi-pundi rupiah. Dengan uang yang banyak, Angel pun bisa sesuka hatinya untuk plesiran ke luar negeri kapanpun ia mau, untuk sekedar membeli barang-barang branded pun sangat mudah ia lakukan.

"Sukses kali ya temanku satu ini," kata Lizza yang sudah lama tak bertemu Angel.

"Ya sukses kamu lah Lizza, kan idaman para calon mertua ASN gitu lho," jawab Angel.

"Dih apaan, ya kamu lah yang sukses, udah punya rumah, mobil, plesiran ke luar negeri sesukamu," kata Lizza.

"Tapi kan Lizz, aku nggak punya pensiunan," jelas Angel.

"BTW, udah umur segini lho Ngel, kok kayaknya kamu adem-adem aja?" tanya Lizza.

"Maksudnya?" tanya Angel balik.

"Ya, siapa kek, cowo mana kek yang mau dikenalin ke aku?" kata Lizza lagi.

"Nggak ada," tegas Angel.

"Masa sih? masa nggak ada? ada kali tapi masih kamu tutupi?" cecar Lizza.

Untuk meyakinkan Lizza, Angel pun memberikan ponselnya.

"Nih chatnya cuma ada kamu, ibu, masalah kerjaan, Risya doang, nggak ada cowok mana pun," tembaknya.

"Tapi serius kamu nggak deket sama siapa-siapa sekarang?" tanay Lizza menyakinkan.

"Bukan sekarang sih, udah dari lima tahun lalu setelah putus dari Adi.

Mendengar kalimat itu, Lizza sontak saja dibuat penasaran.

"Jujur sama aku, kamu belum move on?" tanya Lizza.

"Umm, ga tau, selama itu nggak pengen buka hubungan sama siapa pun, nggak mau kenal laki-laki mana pun," kata Angel.

"Alasannya?" tanya Lizza lagi.

"Nggak mau aja, menurut aku, nggak ada cowok yang sesuai sama apa yang aku mau aja, ada yang ngedeketin udik, protektif, males lah modelan begitu," timpal Angel.

"Kamu nggak coba buka hati? siapa tahu akn kamu kenal cowok baru yang bisa masuk ke hati kamu Ngel?" kata Lizza.

"Kalau sekarang enggak deh, buat apa? aku udah nggak percaya lagi soal cinta Lizz," timpalnya.

"Ngel, jujur ya, aku tuh sayang banget sama kamu, tapi di sisi lain, kita nggak mungkin terus bersama, suatu saat nanti kita akan punya keluarga masing-masing yang akan buat kita jarang komunikasi, aku takut Ngel ninggalin kamu untuk menikah duluan, aku takut kamu kesepian, aku takut kamu kehilangan tempat cerita kalau aku nikah. Aku pengen ngelihat kamu juga bahagia sama pasangan kamu Ngel, mulai sekarang coba pelan-pelan buka hati ya," pinta Lizza.

"Lizz tenang, hidup aku sekarang udah sempurna banget kok, kamu jangan khawatirkan aku ya, aku udah planning matang-matang hidupku. Kalau nanti aku ada pasangan ya alhamdulillah, tapi kalau sampai tua nggak ada pasangan aku juga udah siapin diri untuk tinggal di panti jompo, bahkan dari sekarang aku udah mulai urus-urus itu. Tenang ya...

Semua orang pasti pengen nikah Lizz, tapi nggak semua orang punya kesempatan itu, jadi kalau aku jadi salah satu orang yang nggak dapet kesempatan nikah, aku udah siap," ungkap Angel.

Sesampainya di rumah, Angel pun sedikit kepikiran dengan ucapan Lizza tadi, rupanya selama ini Lizza begitu memikirkannya. Di lubuk hatinya yang paling dalam, Angel sebenarnya juga ingin memiliki kekasih lagi, tapi di sisi lain, luka hatinya sampai detik ini belum juga padam. Menurut Angel cintanya sudah terlanjur habis ke Adi. Bahkan setelah tahu Adi menikah dengan Rose, Angel pun sudah tak mau lagi memikirkan soal pernikahan.

"Sebenernya patokan bahagia tidaknya seseorang itu harus banget dari pernikahan ya? Apa orang-orang yang memutuskan untuk tidak menikah itu perlu dikasihani? Aku ngerasa hidupku fine aja setelah nggak mikir soal laki."

"Alhamdulillah uang ada, gaji besar, rumah, kendaraan ada, mau apa-apa bisa, lalu buat apa laki?"

"Tapi kenapa ya orang-orang pada kasihan, Lizza kasih, ibu juga kasihan karena aku belum juga punya pasangan. Padahal di luaran sana banyak banget orang yang punya pasangan tapi hidupnya nggak bahagia."

"Bulshit tau hidup lebih enak pakai cinta daripada pakai duit, buktinya orang-orang yang sudah menikah juga masih kelabakan soal uang, kenapa aku yang mapan secara finansial malah dikasihani?" tanya Angel dalam hati.

Mengingat usai Angel yang hampir memasuki kepala tiga, orang-orang sekitarnya pun mulai rese, bahkan ada salah satu tetangga Angel yang diam-diam mendatangi ayahnya. Di situ tetangga Angel yang juga seorang ustaz itu mencoba menjodohkan Angel dengan santrinya. Di sisi lain keluarga Angel pun menerima baik maksud dan tujuan si ustaz itu.

"Begini Pak, maksud kedatangan sama mau menanyakan soal Mba Angel," ucap si Ustaz.

"Menanyakan soal Angel? bagaimana ya Ust maksudnya?" tanya Ayah balik.

"Begini Pak, saya dengar-dengar Mba Angel kan sampai sekarang masih single. Dan sekarang kan usia Mba Angel sudah cukup matang untuk menikah, kalau misalkan saya perkenalkan Mba Angel dengan santri saya bagaimana?" tanya sang ustaz lagi.

Lihat selengkapnya