JEJAK SANG ARSIPARIS

Bulan
Chapter #8

Bayangan yang Mengintai

Kael tidak ingat kapan terakhir kali ia benar-benar tidur nyenyak.


Pagi ini, ketika ia membuka mata, udara terasa lebih berat. Atau mungkin hanya pikirannya yang semakin kacau.


Darin duduk di sudut ruangan, menatap lantai dengan tatapan kosong.


"Kita harus pergi," kata Kael.


Darin tidak langsung menjawab.

Kael dan Darin akhirnya meninggalkan gang sempit setelah memastikan tidak ada yang mengikuti mereka lagi.


Langit mulai berubah warna, senja merayap di cakrawala, tetapi Kael belum merasakan kantuk sedikit pun.


Mereka harus mencari tempat yang aman.


Mereka berjalan tanpa tujuan yang jelas, tetapi kaki mereka akhirnya membawa mereka ke bagian kota yang lebih tua—tempat di mana bangunan-bangunan ditinggalkan, jendelanya pecah, dan gang-gang gelap terasa lebih seperti jebakan daripada jalan keluar.


"Kita akan istirahat di sini?" tanya Darin ragu.


Kael menatap bangunan reyot di depan mereka. Itu bukan pilihan yang bagus, tetapi lebih baik daripada tidur di jalan terbuka.


Mereka masuk ke dalam, melewati lorong berdebu, hingga menemukan sebuah ruangan kecil di belakang.


"Kita hanya tidur sebentar," kata Kael. Tapi ia sendiri tidak yakin bisa memejamkan mata.


Darin mengangguk dan segera merebahkan diri.


Kael duduk bersandar di dinding.


Ia menatap kegelapan di luar jendela, mendengarkan suara angin yang berbisik di antara bangunan kosong.


Matanya berat.


Tetapi pikirannya masih berputar, mencoba menyusun kepingan misteri yang baru saja mereka temukan.


Lihat selengkapnya