Jejak Sang Petarung : Cinta, Janji dan Kehidupan

yooajh
Chapter #2

#2 Mengukir Hari Bersamamu

Sejak malam itu, hari-hari kita terasa berbeda. Ada kehangatan yang selalu menyertai setiap percakapan, ada rindu yang tumbuh bahkan sebelum kita berpisah. Setiap pagi, aku terbangun dengan satu hal di pikiranku—kau.


Pesan singkat darimu selalu menjadi awal yang manis untuk hariku. “Selamat pagi, sayang. Sudahkah kau tersenyum hari ini?”


Aku tersenyum membaca pesanmu, lalu segera membalas. “Sudah, karena kau adalah alasannya.”


Kita menghabiskan waktu bersama, membicarakan banyak hal, dari hal-hal kecil yang tak penting hingga impian-impian besar yang ingin kita wujudkan. Aku senang mendengar caramu bercerita, bagaimana matamu berbinar setiap kali membicarakan sesuatu yang kau sukai.


Suatu sore, saat kita berjalan beriringan di tepi danau, kau tiba-tiba berhenti dan menarik tanganku lembut. “Sayang…” panggilmu.


Aku menoleh, sedikit terkejut dengan keseriusan di wajahmu. “Ada apa?” tanyaku.


Kau menatapku dalam, lalu tersenyum. “Aku ingin kita selalu seperti ini. Bersama, berbagi tawa, saling menguatkan… Apa kau juga menginginkannya?”


Aku menggenggam tanganmu erat, tersenyum tulus. “Tentu saja, sayang. Aku ingin selalu ada di sampingmu, hari ini, esok, dan selamanya.”


Kau tersenyum lega, lalu tanpa ragu menarikku ke dalam pelukan hangat. Aku menutup mata, menikmati setiap detik dalam dekapmu.


Dan di saat itu, aku tahu—cinta ini bukan sekadar perasaan. Cinta ini adalah rumah, tempat di mana hatiku selalu ingin kembali. Tempat di mana kau dan aku akan selalu bersama.


Hari-hari terus berlalu, tapi perasaanku padamu tetap sama—atau mungkin bertambah dalam setiap detiknya. Kita bukan lagi hanya dua orang yang saling mencintai, tapi juga dua hati yang tumbuh bersama, membangun impian satu demi satu.


Lihat selengkapnya