Jejak sang Petarung: Warisan Macan Hitam

yooajh
Chapter #7

#7 Ujian Kesetiaan

Kilatan cahaya dari pedang bertemu di udara, suara benturan logam bergema di tengah malam yang sunyi. Pemuda itu mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menahan serangan Ryo, sementara gadis di sampingnya bergerak cepat, mencari celah untuk menyerang dari sisi lain.


Ryo, tanpa ekspresi, menangkis serangan mereka dengan gerakan minimal. Seolah ia hanya bermain-main, menguji kemampuan mereka tanpa benar-benar berniat melukai.


“Kalian cukup cepat,” gumamnya, menghindari tebasan pemuda itu dengan satu langkah ke samping.


Gadis itu melihat celah dan melancarkan serangan. Ujung pedangnya hampir menyentuh bahu Ryo, namun sebelum berhasil, sebuah tendangan menghantam perutnya dengan presisi. Ia terhuyung, nyaris jatuh, tetapi segera kembali berdiri dengan napas memburu.


Pemuda itu menggertakkan giginya. “Kau menahan diri.”


Ryo menyeringai samar. “Apa gunanya menunjukkan taring kalau hanya untuk mengalahkan anak kecil?”


Kemarahan berkobar di mata pemuda itu. Dengan langkah cepat, ia menerjang, serangannya lebih ganas dan penuh tekad. Gadis itu tidak tinggal diam, ia kembali memasuki pertempuran dengan gerakan yang lebih agresif, tidak ingin tertinggal.


Ryo tetap tenang, menghindar dan menangkis dengan mudah. Namun, di balik sikap santainya, ada sesuatu yang diamatinya.


Mereka tidak hanya sekadar berkelahi.

Mereka bertarung dengan hati.


Setiap serangan yang mereka layangkan bukan hanya untuk membuktikan diri, tetapi untuk mempertahankan sesuatu yang lebih besar.


Ryo akhirnya menghela napas.


Cukuplah.


Dalam satu gerakan, ia menghilang dari pandangan. Pemuda itu membelalakkan mata saat tiba-tiba ia merasakan tekanan di punggungnya. Ryo sudah berdiri di belakangnya, pedangnya berada tepat di lehernya.


Gadis itu juga membeku.

Lihat selengkapnya