Malam itu, angin berembus lebih dingin dari biasanya. Bulan purnama masih bersinar di langit, namun terasa lebih redup, seolah menandakan bahwa sesuatu yang kelam tengah mengintai dari balik bayangan.
Di tengah kegelapan, Nayla berdiri dengan napas sedikit memburu. Luka di lengannya masih berdarah, tapi ia tetap tegak. Di hadapannya, dua sosok yang ia selamatkan sebelumnya—seorang laki-laki dan seorang perempuan—kini berdiri dalam diam. Mereka telah membantunya menghadapi serangan mendadak dari kelompok bayangan yang sebelumnya mengincar mereka bertiga.
Namun, ada sesuatu yang janggal.
“Kenapa mereka mengejar kalian?” tanya Nayla akhirnya, matanya menatap tajam.
Laki-laki itu, yang memiliki sorot mata tajam seperti elang, menatap balik Nayla dengan ekspresi dingin. “Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau membantu kami?”
Perempuan di sebelahnya, yang sejak awal tampak lebih waspada, hanya melirik sekilas sebelum menjawab, “Orang-orang itu memburu siapa pun yang masih percaya pada Macan Hitam.”
Nayla diam sejenak. Pikirannya mulai menghubungkan potongan-potongan informasi yang ia dapatkan selama ini. Orang-orang yang memburu mereka bukan sekadar pembunuh bayaran atau penjahat biasa. Mereka adalah bagian dari kelompok yang ingin menghapus jejak Macan Hitam dari dunia.
Sesuatu terasa semakin aneh.
“Apa kalian…” Nayla menggantungkan pertanyaannya, lalu menggeleng. Tidak, ini masih terlalu cepat untuk disimpulkan.
Namun, sebelum ia bisa bertanya lebih jauh, tiba-tiba suara langkah kaki bergema di kegelapan.
“Sepertinya mereka belum selesai dengan kita,” ujar laki-laki itu dengan nada dingin.
Nayla segera menghunus pedangnya. “Bersiaplah.”
Dari balik bayangan, sosok-sosok bertopeng mulai bermunculan, mengepung mereka bertiga. Dan kali ini, jumlah mereka jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Badai benar-benar telah mendekat.
Badai benar-benar telah mendekat.
Langkah kaki dari sosok-sosok bertopeng menggema di lorong gelap itu, menciptakan suasana tegang yang menusuk. Mata Nayla dengan cepat menganalisis situasi. Ada lebih dari sepuluh orang, masing-masing bersenjata tajam.