Jejak sang Petarung: Warisan Macan Hitam

yooajh
Chapter #18

#18 Jejak yang Tersisa

Langkah Nayla terasa berat saat ia perlahan mendekati meja mereka. Kedua orang itu, laki-laki dan perempuan yang sejak tadi ia awasi, kini benar-benar berada dalam jangkauan.


Laki-laki itu tetap tenang, sorot matanya tak menunjukkan kejutan meski ia jelas menyadari keberadaan Nayla. Sementara perempuan di sampingnya menatap Nayla dengan penuh kewaspadaan.


“Hanya sendiri?” tanya laki-laki itu dengan nada datar, seolah ia sudah mengenal Nayla sebelumnya.


Nayla tidak langsung menjawab. Ia menatap keduanya lebih dalam, mencari sesuatu—sesuatu yang bisa membuktikan bahwa dugaannya benar.


“Aku pikir kalian akan lebih berhati-hati,” jawab Nayla akhirnya, suaranya tetap tenang.


Perempuan itu mengangkat alis. “Dan aku pikir kau tidak akan muncul secepat ini.”


Nayla tersenyum tipis. “Aku tidak bisa mengabaikan orang-orang yang membicarakan Macan Hitam.”


Sejenak, suasana menjadi hening. Tidak ada yang berbicara, hanya udara yang dipenuhi ketegangan.


Laki-laki itu akhirnya meletakkan cangkir tehnya dan menatap Nayla dengan lebih serius. “Kau tahu sesuatu tentang Macan Hitam?”


Nayla tak langsung menjawab. Ia ingin melihat seberapa jauh mereka akan berbicara sebelum mengungkapkan dugaannya.


“Aku tahu cukup banyak,” katanya akhirnya. “Dan aku tahu kalian bukan orang sembarangan.”


Perempuan itu menyilangkan tangannya, ekspresinya masih curiga. “Kalau begitu, bicaralah. Apa yang kau inginkan dari kami?”


Nayla menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berkata dengan mantap,


“Aku ingin tahu kenapa kalian masih mencari Macan Hitam.”


Seketika, udara di antara mereka menjadi lebih dingin.


Mereka bertukar pandang, seolah mempertimbangkan apakah mereka bisa mempercayai Nayla atau tidak.


Laki-laki itu menarik napas panjang. “Kami tidak mencarinya untuk hal buruk.”


Lihat selengkapnya