Jejak Semesta Kairo

Mare Jun
Chapter #6

Enam

"Aku heran, baru kali ini kamu mengajakku pergi dengan metro," ucap Ruqa saat turun dari kereta.

"Habisnya kakak kelasku memberikan rute dengan menaiki metro. Semenjak Ayah berniat untuk menghentikan biaya kuliah S2 nanti, aku sudah mulai berhemat dan menabung. Aku sudah jarang menaiki taksi untuk perjalanan jarak jauh."

Berhubung apartemen kami lebih dekat ke pemberhentian bus di depan Masjid Nor Khitab, kami langsung menaiki bus yang melewati Ramsis dan turun di bundaran Ramsis untuk berjalan ke Stasiun Metro Al-Shohadaa di line dua. Sebenarnya ada alternatif lain, kami bisa ke Arabiata di Distrik Tujuh dan menaiki tramco jurusan Ramsis. Bisa turun di jembatan layang menuju Stasiun El-Demerdash di line satu, lebih dekat karena jalan menuju Ramsis macet. Namun sayangnya harus transit dari line satu ke line dua di Stasiun Sadat. Jadi daripada ribet, lebih baik kami langsung ke Ramsis saja supaya tidak ada transit.

Kami turun di Stasiun El-Bohoos. Kata Kak Reina, dulu dia selalu turun di stasiun ini jika pergi ke Masjid Mostafa Mahmoud.

"Ruqa, setelah ini katanya harus naik tramco. Tapi aku bingung sama daerah ini. Kita naik taksi online saja ya. Jaraknya dekat dan tidak mahal."

“Biar aku saja yang memesan. Simpan uangmu.”

Aku menggeleng cepat. “Aku yang bayar karena aku yang memintamu untuk menemaniku.”

Akhirnya perdebatan kami selesai dengan aku yang lebih cepat menekan tombol pada aplikasi taksi online.

“Bukankah di sini ada semacam pusat kebudayaan negaramu?” tanya Ruqa.

"Iya, tapi aku belum pernah ke sana. Ada Sekolah Indonesia juga dekat sini, tapi aku belum pernah ke sana. Biasanya mahasiswa ke sana yang mengajar saja. Aku nggak punya kenalan karena aku jarang aktif di kekeluargaan."

Kini kami berdiri sambil memesan taksi online lewat ponselku di dekat pintu masuk stasiun yang berupa tangga menuju ke bawah tanah dan di sebelahnya ada plang bertuliskan "metro."

Lihat selengkapnya