Jejak Semesta Kairo

Mare Jun
Chapter #7

Tujuh

Dua tahun yang lalu.

"Ai, kamu tadi nggak sembunyiin pisau atau garpu dari pesawat, kan? Aku nggak mau ada kejadian kamu ditangkap gara-gara ketahuan bawa benda tajam. Udah gitu merknya nama pesawat lagi. Malu-maluin," cerocosku.

Rifqi tidak bisa menahan tawanya. Bahkan dia tertawa terbahak-bahak sampai rombongan turis Istanbul in hour yang sedang berjalan menuju Blue Mosque menatapnya.

"Kak Mel su'uzhon! Aku cuma ambil air putih kok! Makanya tadi aku sibuk minta air ke pramugari gara-gara airnya mau kubawa buat stok selama transit. Aku nggak mau minum air dari kran wudu kayak waktu di Abu Dhabi," gerutu Aila.

"Ya ampun, Ai. Kita ikut Istanbul in hour itu dapat makanan dua kali. Tadi kan kita barusan sarapan sebelum ke sini."

"Tapi aku nggak kenyang, Kak. Udah rotinya keras kayak buat nimpuk kucing. Terus aku makan telor harus elegan gara-gara bule di depanku makannya udah kayak orang ningrat. Apalah daya aku rakyat jelata biasa makan nasi padang pake tangan."

"Gitulah, Kak, si Aila. Udah kantong tipis, milih-milih lagi makannya," sindir Rifqi.

"Halah, kamu juga nggak sudi kan beli air putih di bandara yang mahalnya nggak kira-kira! Kata kamu, 'Bisa-bisa aku nggak pipis seminggu saking mahalnya itu air.'" Aila menunjuk-nunjuk Rifqi.

"Udah-udah! Ini pengantin baru kerjaannya ribut aja. Nanti aku yang beliin airnya."

"Kak Mel mau bikin video untuk Jejak Papyruz? Gimana kalau nyorot kita berdua aja? Meskipun kita ikut tur gratis dari Turkish Airlines, tapi lumayan sambil transit balik ke Kairo," usul Aila.

"Siapa yang mau nonton kalian? Emangnya kalian selebgram? Lagian mana ada honeymoon yang maksa ngajak orang lain buat nemenin dan jadi kambing congek?"

"Jangan ketus gitu dong, Kak. Sini deh aku fotoin. Masa udah pake sepatu boots baru nggak diabadikan?" Aila mengulurkan tangannya untuk meraih kameraku.

Aku mengiakannya daripada dia mengungkit harga sepatu boots yang menutupi legging hitam. Sepatu ini memang sudah kuidamkan semenjak aku melihatnya di salah satu etalase toko di Downtown Kairo untuk kupakai saat musim dingin di Istanbul. Warnanya hitam, terbuat dari kulit dengan hak tinggi. Senada dengan dress yang kukenakan, panjangnya setengah betis dengan motif garis-garis hitam-putih dan dibalut dengan jaket putih tebal dengan bulu-bulu di bagian hoodie-nya. Aku sengaja memakai pashmina berbahan kashmir supaya telingaku terasa hangat.

Setelah Aila memotretku dengan latar Blue Mosque, kami sibuk mengantre masuk ke dalam. Berhubung aku dan Aila memakai jilbab, jadi kami langsung dipersilakan masuk tanpa diberikan penutup rambut. Aku fokus memotret area dalam masjid. Langit-langit Blue Mosque mirip dengan Masjid Muhammad Ali Pasha di Kairo. Terdapat bundaran di tengah langit-langitnya yang dikelilingi oleh lampu-lampu kuning kecil. Hanya saja ornamennya lebih dominan berwarna biru, ya namanya saja Blue Mosque. Tak lupa aku pun mengambil video untuk merekam keseluruhan arsitektur Blue Mosque.

Aku menoleh ke arah Rifqi dan Aila. Ternyata Rifqi sedang menjadi budak fotografer istrinya. Dari dulu memang Rifqi selalu setia memotret Aila, ya kalau sekarang mau tidak mau karena dia sudah berjanji di depan penghulu.

Saat rombongan ke luar dari Blue Mosque menuju Obelisk yang masih di sekitar Sultanahmet Square, aku masih melanjutkan vlog. Namun aku tidak menyadari genangan air dari lelehan salju di depanku. Aku hampir tergelincir kalau lengan jaketku tidak ditangkap oleh seseorang. Dan … orang itu adalah Kenzie.

Awalnya aku menyangkanya bukan orang Indonesia. Berhubung kedua matanya sipit dan rombongan kami banyak yang berbicara dengan Bahasa Korea dan Taiwan, jadi aku menyangka dia bagian dari mereka. Makanya aku berterimakasih dengan Bahasa Inggris. Lalu saat kami singgah untuk makan siang di Sultan Ahmet Koftecisi, aku bertemu lagi dengannya di lorong saat aku ingin ke toilet. Namun aku terkejut saat dia menjawab pertanyaanku tentang arah toilet dengan Bahasa Indonesia.

Saat aku menceritakannya kepada Rifqi dan Aila, Rifqi malah merespons, "Emangnya Kak Mel nggak tahu? Kenzie ini orang Indonesia." Rifqi memanggilnya untuk bergabung dengan kami saat makan dan berakhir duduk di samping Rifqi.

"Kamu kenal?" tanyaku.

"Dia pernah umrah pake travel tempat aku kerja. Tadi kita sempat ngobrol. Cuma Kak Mel tadi sibuk ngambil video, kan. Oh iya, Kenzie juga youtuber lho. Subscriber-nya udah banyak," jelas Rifqi.

Lihat selengkapnya