“apa-apaan dia lancang sekali memberi surat tantangan ini pada Aldera, sebegitu inginnya kah dia menguasi semua Aora yang ada. Tuan putri biar aku yang mengurusnya.” Gorfath lalu pergi mendatangi tempat yang tertulis dalam surat tantangan itu, Tuan Putri yang akan menghalanginya hanya bisa terpaku menuju arah Gunung Aussetzung.
Gunung Aussetzung, terlihat seseorang melayang membawa sebuah tongkat yang di arahkan pada gunung yang berada di depannya. “ saat ia tiba, di tempat ini tempat kelahiran para pusaka. Akan aku rebut pusaka terkuat di alam ini dari tangannya.” Saat Huda tertawa terbahak-bahak seseorang menegurnya “ jika memang kau bisa mengalahkanku pusaka ini akan jadi milikmu Huda. Huda melihat kearah suara itu berasal “Aldera” ia menyengir seram. Disaat Huda akan menyerang ia memperhatikan lebih detail siapa seseorang yang ada di hadapannya saat ini.
Huda menatap sinis “ Gorfath sialan, bisa-bisanya kau menyamar sebagai orang itu?” sambil mengembalikan wujud aslinya Gorfath siap untuk menyerang “ Karna kau tak kan bisa melampaui dia. Belati yang dihunuskan ke arah Huda tertahan oleh tongkat yang dibawa Huda. “Centiang!” suara belati dan tongkat beradu.
Gemuru lonceng di istana membuat tuan putri cemas. “Putri tumben sekali kau sendirian, dimana Gorfath?.” Sang putri membalikan badannya kearah suara itu, “ Aldera. Gorfath pergi menuju tempat Huda karna ia membaca Surat ini” diambil dan dibacanya surat tersebut oleh Aldera, “ putri aku akan menyusul Gorfath, jaga dirimu. Aku akan kembali membawa kedua orang bodoh itu.” Sambil mengeluarkan senjatanya ia merapal sesuatu “ pedang 3 mata sayap garuda “ Aldera pergi dengan kecepatan penuh.