JEJAK SEMU : Sang Pembuat Jejak

putranaya
Chapter #4

Jejak ketiga : Nevan dan Kerja keras (part 1)

“zreeet…” suara pintu di geser. “Bang Nov, tumben sudah siap berlatih. Sambil membuka lebar-lebar pintu menuju ruang berlatih “kebetulan kau sudah datang jambul, ayo ikut aku berlatih”.

“ciiiet..” Suara decitan sepatu yang beradu dengan lantai tempat latihan, Daniel dan Nevan saling menyerang satu sama lain. “dari tadi serangan mu meleset, ada apa bang?”, sambil menangkis serangan-serangan Daniel. “beberapa hari lagi aku akan melaksanakan ujian akhir sebagai pewaris perguruan ini, jika aku gagal. Mau tak mau keluargaku harus mewariskan perguruan ini untuk orang yang mampu lulus ujian tahap akhir”. Daniel menghentikan serangannya “jadi ada kesempatan untuk orang lain mewarisi perguruan ini? Wah aku pasti bisa ….” Satu serangan Nevan mengenai kepala Daniel “justru itu aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk dapat lulus. Apa lagi aku tidak akan menyerahkan pusaka sakti kapak naga kembar symbol dari perguruan ini.” Daniel yang menggosok-gosok kepalanya karena kesakitan seketika menyorotkan pandangan matanya kearah Nevan tanda ia tertarik. “aduh duh duh…. Pusaka? Wah hebat aku ingin tau pusaka legenda perguruan ini”. Berjalan mendekati Daniel “jika kau ingin tahu,? ikutlah aku saat ujian terakhir”.

~ Hari pertama Ujian ~

Nevan terlihat berdiri memandangi langit-langit ruang latihan, ia memanjatkan do’a agar dapat menuntaskan ujian hari pertamanya.

“apa kau sudah siap Nevan?” membuka matanya dan memandang seseorang yang berada dihadapannya “guru, aku sudah siap”.

“kau tahu bukan untuk bisa sampai di ujian tahap terakhir, kau harus bisa menunjukan beberapa jurus warisan nenek moyang kita. Sebelum masuk ke ujian pertama silahkan kau perlihatkan jurus pertama dari 11 jurus perguruan kapak naga”

Nevan mengambil ancang-ancang, membuat kuda-kuda yang kokoh dan mengepalkan tangan di posisikan sejajar dengan pinggang. Ia menggerakan tangannya dengan cepat kearah depan membentuk silang untuk melindungi wajah dan bagian perutnya terus berulang.

Sang guru memperhatikan gerakan demi gerakan yang dipertunjukan oleh Nevan “atur lagi nafasmu, kau belum bisa membuat tameng jika kau tidak fokus”. Mendengar ucapan gurunya, Nevan mencoba memfokuskan dirinya untuk menyempurnakan jurus pertama.

Gerakan tangan, hembusan nafas, dan komentar netizen(a.k.a Guru) menjadi satu di dalam ruang latihan, hingga suara keras membuat diam kegaduhan itu “Perisai Naga !” Nevan kelelahan namun hasil yang dia dapatkan sungguh di luar dugaan, Guru tak melihat itu adalah sebuah jurus. Itu hanya kumpulan energy yang di pancarkan melalui teriakan Nevan.

Nevan tertunduk lemas, mencoba mengumpulkan tenaga yang sudah terkuras, sambil mengingat pelatihan jurus pertama yang diajarkan oleh gurunya.

“kau hebat Nevan, jurus pertama sudah kau kuasai dalam waktu satu bulan.” Sambil terengah-engah “benarkah aku berhasil guru?” setengah tidak percaya dengan yang diucapkan oleh gurunya. “ya kau berhasil”. Melompat kearah sang guru dan memeluknya “terimakasih guru Indra”. Guru yang risih mencoba melepaskan pelukan Nevan “Nevan sudah, Nevan”.

“Nevan apa kau berhenti dengan hasil yang sekarang?” tersadar dari lamunannya “maafkan aku guru, aku lupa dasar untuk dapat mengaktifkan jurus pertama. Apakah aku boleh mencoba lagi?”

Membangunkan Nevan yang tertunduk “kau punya satu kesempatan”. Lalu Nevan kembali membentuk kuda-kuda dengan sangat kokohnya, ia pejamkan mata untuk merasakan energy sekitar, ia hentakan tangannya saat kembali dari posisi menyilang di depan wajah. Hembusan nafas lembut yang keluar dari hidungnya menyelaraskan gerakan tangannya hingga terkumpul energy besar pada saat tangannya menghentak membentuk tanda silang kembali. Disaat itu gurunya mencoba menyerang ia dengan tendangan. Tepat sebelum tendangan itu mengenai wajah Nevan, dengan cepat tangannya melindungi bagian wajah hingga menghempaskan gurunya mundur beberapa langkah. Serangan kedua dilancarkan guru Indra, kali ini mengincar bagian samping tubuh Nevan, perlahan gerakan tangannya seperti mengikuti kemana arah serangan mengarah. Saat kaki guru Indra mengenai pertahanannya, Nevan dengan sergap menangkap kaki guru Indra “Cengkraman Rahang Naga!”. Sebelum tubuh guru Indra mengenai lantai, ia coba melepaskan kakinya dari genggaman Nevan dan ia salto untuk menjauhi serangan lanjutan dari Nevan.

Guru Indra bertepuk tangan memberikan selamat pada Nevan “Ujian pertamamu sekaligus kedua sudah berhasil kamu lewati, kau bisa lanjut ke ujian berikutnya”.

Terduduk lemas sambil mengepalkan tangannya keatas. “sudah jadi kebiasaanku untuk melampaui semuanya !!!” Nevan berteriak.

Di sisi lain tempat Nevan melakukan ujian. Daniel sedang terlihat mencari-cari sesuatu, ia mondar mandir kesana kemari mencari alamat “jet!” seketika pinggul Daniel Terhentak. “kapan selesainya orang botak itu?, aku ingin lihat pusaka milik perguruan” .

Nevan keluar dari ruang uji, melihat Daniel tengah mondar-mandir ia pun menghampirinya “jambuul!, kenapa kau ada di sini?”.

Daniel melihat kearah suara yang memanggil dia “wah abang botak sudah selesai ujiannya, ini buatmu” melemparkan sebotol air.

Lihat selengkapnya